Pertumbuhan Ekonomi China Sumbang 30% PDB Global
- Penjualan ritel barang konsumsi melonjak 7,2 persen YoY, mencapai lebih dari 47 triliun yuan atau sekitar Rp102.133 triliun (kurs Rp2.173). Sektor jasa juga menunjukkan pertumbuhan yang solid, dengan peningkatan output nilai tambah sebesar 5,8 persen dari tahun sebelumnya, menyumbang 54,6 persen terhadap PDB.
Dunia
JAKARTA - Kepala Biro Statistik Nasional China, Kang Yi, menyampaikan bahwa kontribusi China terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) global mencapai lebih dari 30 persen pada tahun 2023. China secara resmi menjadi mesin pertumbuhan terkuat di dunia, mengungguli negara-negara besar lainnya.
"Pertumbuhan China tidak hanya melampaui perkiraan pertumbuhan global sebesar 3 persen, namun juga menempati peringkat teratas di antara negara-negara besar," ungkap Kang Y, dilansir Xinhua, Kamis, 18 Januari 2023.
Meskipun perdagangan global mengalami tren penurunan, ekspor China justru mencatat peningkatan pada tahun 2023, menunjukkan ketangguhan ekonomi dalam menghadapi ketidakpastian global.
Konsumsi menjadi pendorong pertumbuhan yang signifikan pada tahun tersebut, dengan kontribusi konsumsi akhir sebesar 82,5 persen terhadap pertumbuhan PDB.
- Bye Tabung LPG, Begini Cara Mudah Beralih ke Jargas di Rumah
- Teori Tentang Penembakan Pesawat Radar A-50 Rusia oleh Ukraina
- Pasca Persetujuan ETF Bitcoin, Pengamat Optimis Antusiasime ke Kripto Masih Tinggi
Penjualan ritel barang konsumsi melonjak 7,2 persen YoY, mencapai lebih dari 47 triliun yuan atau sekitar Rp102.133 triliun (kurs Rp2.173). Sektor jasa juga menunjukkan pertumbuhan yang solid, dengan peningkatan output nilai tambah sebesar 5,8 persen dari tahun sebelumnya, menyumbang 54,6 persen terhadap PDB.
Dalam sektor real estat, Kang menyebutkan terdapat perubahan positif, dengan penurunan yang lebih kecil pada indikator-indikator utama seperti investasi pengembangan properti dan penjualan perumahan komersial, hal ini menunjukkan adanya stabilitas dan pemulihan di sektor ini.
Pada tahun lalu, indeks harga konsumen (IHCP) China mencatat kenaikan sebesar 0,2 persen, menciptakan kontrast yang signifikan dengan tingginya tingkat inflasi yang tengah melanda beberapa negara di seluruh dunia.
Angka tersebut menunjukkan ketahanan ekonomi China dalam menghadapi tantangan global, terutama di tengah pandemi COVID-19 yang masih berkecamuk. Selain itu, data yang diumumkan juga memberikan sorotan pada pemulihan sejumlah segmen utama perekonomian China.
Peningkatan IHCP dapat dianggap sebagai indikator positif, mengingat kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian. Meskipun beberapa negara menghadapi tekanan inflasi yang tinggi, China mampu menjaga stabilitas harga konsumen, mencerminkan keberhasilan dalam mengelola kebijakan ekonomi dan respons terhadap pandemi.
Pemulihan segmen-segmen utama seperti konsumsi dan aktivitas jasa juga menjadi sorotan dalam data tersebut. Dengan demikian, perkembangan ekonomi China pada tahun lalu menciptakan optimisme terkait dengan potensi pemulihan ekonomi global secara lebih luas.
Dengan pencapaian ini, China terus memainkan peran sentral dalam mendukung pertumbuhan ekonomi global, sementara pemerintah terus berkomitmen untuk menghadapi dan mengelola berbagai dinamika dan tantangan yang mungkin muncul di masa depan.