Pertumbuhan Ekonomi di Asia Jadi Faktor Utama HBA Mei sebesar US$89,74 per Ton
JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menetapkan Harga Batu Acuan (HBA) sebesar US$89,74 per ton untuk perdagangan periode Mei 2021. Besaran ini meningkat US$3,06 per ton dari bulan sebelumnya yang sebesar US$86,68 per ton. Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengungkapkan, pertumbuhan […]
Industri
JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menetapkan Harga Batu Acuan (HBA) sebesar US$89,74 per ton untuk perdagangan periode Mei 2021. Besaran ini meningkat US$3,06 per ton dari bulan sebelumnya yang sebesar US$86,68 per ton.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi di Asia menjadi faktor utama atas kenaikan HBA kali ini.
“Ekonomi Asia mulai membaik pada kuartal I-tahun 2021. Perubahan pergerakan ini masih didominasi dari (ekonomi) Tiongkok,” ujar Agung mengutip keterangan resmi, Kamis, 6 Mei 2021.
Permintaan konsumsi batu bara Tiongkok sepanjang periode tersebut kata dia, mengalami lonjakan pesat. Padahal, hasil produksi domestik justru menipis. Tingginya kebutuhan batu bara inilah yang turut mempengaruhi kebijakan impor negara tersebut.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Sementara itu, China Electricity Council (CEC) sendiri telah memperkirakan konsumsi listrik tahun ini naik 7-8% dibandingkan dengan 2020. Di sisi lain, pemerintah Tiongkok juga melakukan relaksasi impor sehingga turut mengerek harga batu bara global.
Diketahui, sepanjang minggu lalu harga kontrak batu bara ICE Newcastle naik lebih dari 6%. Bahkan, pada akhir perdagangan pekan lalu, harga batu bara thermal acuan mendekati US$92 per ton.
Sebagai informasi, perhitungan nilai HBA diperoleh dari rata-rata empat indeks harga batu bara dunia, yaitu Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt’s 5900 pada bulan sebelumnya.
Agung mengungkapkan, nilai HBA sejak awal tahun ini cukup fluktuatif. Dibuka pada level US$75,84 per ton pada Januari, HBA mengalami kenaikan pada Februari, yakni sebesar US$87,79 per ton. Namun, pada Maret sempat turun menjadi US$84,47 per ton, hingga akhirnya kembali naik menjadi US$86,68 per ton.
Adapun nilai HBA Mei ini akan digunakan pada penentuan harga batu bara pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Vessel) selama sebulan. (RCS)