<p>Karyawan melintas dengan latar belakang layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jum&#8217;at, 6 November 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Pertumbuhan Ekonomi Jepang Bikin IHSG Naik, Saham BUMN Karya Cuan Besar

  • IHSG pun berhasil ditutup menguat 33,81 basis poin atau 0,61% ke level 5.494,87 pada perdagangan Senin, 16 November 2020. Sepanjang perdagangan, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan total perdagangan sebesar Rp10,02 triliun. Dengan total volume saham terjual sebesar 13,79 juta dan frekuensi transaksi sebanyak 805,89 juta kali.

Industri

Fajar Yusuf Rasdianto

JAKARTA – Pertumbuhan ekonomi Jepang yang meroket 21,1% pada kuartal III-2020 menjadi sentimen pendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pertumbuhan ini merupakan yang tertinggi sejak 1968.

Associate Director of Research and Inventsment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus membeberkan, pemulihan ekonomi Jepang ini disebabkan oleh pembukaan kembali bisnis dan perdagangan. Serta stimulus pemerintah Jepang yang mampu mendorong lonjakan nilai belanja konsumen.

“Perekonomian yang pulih pada kuartal III-2020 ini didorong oleh peningkatan perdagangan dengan Amerika dan China, kebangkitan industri otomotif, dan lonjakan pengeluaran rumah tangga menyusul dicabutnya keadaan darurat,” ungkap Nico dalam riset hariannya, Senin, 16 November 2020.

Hasilnya, IHSG pun berhasil ditutup menguat 33,81 basis poin atau 0,61% ke level 5.494,87 pada perdagangan Senin, 16 November 2020. Sepanjang perdagangan, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan total perdagangan sebesar Rp10,02 triliun. Dengan total volume saham terjual sebesar 13,79 juta dan frekuensi transaksi sebanyak 805,89 juta kali.

Pada hari yang sama, investor asing turut mencatatkan aksi beli sebesar Rp2,38 triliun. Sedangkan aksi jual asing tercatat sebesar Rp2,74 triliun.

Dengan catatan ini, maka total aksi jual bersih asing alias net foreign sell (NFS) mencapai Rp368,78 miliar. Nilai ini menambah gendut NFS sejak awal tahun menjadi Rp42,42 triliun.

Saham Properti dan Infrastruktur

Saham-saham di sektor properti dan infrastruktur menjadi pendorong laju indeks dengan penguatan masing-masing 2,35% dan 1,92%.

Menurut Nico, pergerakan positif pada sektor-sektor ini didorong oleh optimisme investor terhadap realisasi anggaran infrastruktur pada 2021. Faktor bakal menjadi penentu pemulihan sektor infrastruktur tahun depan.

“Hal ini tentu menjadi harapan di mana belanja pemerintah dapat berdampak pada kenaikan daya beli,” tutur dia.

Itu pula yang akhirnya menyebabkan saham-saham di sektor infrastruktur dan properti merajai senarai top gainers hari ini. Berdasarkan data RTI Business, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) menjadi saham likuid dengan cuan tertinggi, yakni 17,14% ke level Rp820 per lembar.

Disusul PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) yang melesat 12,57% ke posisi Rp197 per lembar. Lalu PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) yang melejit 8,51% ke level Rp1.020 per lembar. (SKO)

10 Saham Likuid Paling Untung
  • ADHI: 17,14%
  • WSBP: 12,57%
  • WSKT: 8,51%
  • PTPP: 7,32%
  • ASRI: 7,19%
  • AISA: 6,48%
  • PWON: 5,7%
  • WIKA: 5,38%
  • WEGE: 5,15%
  • PTBA: 4,41%
10 Saham Likuid Paling Buntung
  • PAMG: -6,92%
  • TRIN: -6,52%
  • PNBS: -6.33%
  • ZINC: -4,48%
  • SMGR: -2,23%
  • BWPT: -1,89%
  • GIAA: -1,83%
  • NATO: -1,77%
  • ACES: -1,71%
  • INKP: -1,06%