Ilustrasi ekonomi global.
Dunia

Pertumbuhan Ekonomi Negara Berkembang Diperkirakan Lebih Stabil Dibanding Negara Maju Tahun Depan

  • Dikutip dari riset Yuswohady berjudul Winning Triple Economies Marketing Outlook 2024, proyeksi pertumbuhan ekonomi global dan negara-negara maju pada tahun depan menunjukkan penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Dunia

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA – Konsultan Bisnis dan Pakar Marketing Yuswohady menyampaikan bahwa  pertumbuhan ekonomi negara berkembang dapat lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan di negara maju.

Dikutip dari riset Yuswohady berjudul Winning Triple Economies Marketing Outlook 2024, proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun depan menunjukkan penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. 

Meskipun demikian, negara-negara berkembang diharapkan dapat mencatat pertumbuhan di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi global, khususnya dibandingkan dengan negara maju.

Menurut IMF World Economic Outlook yang dirilis Oktober 2023, ekonomi global diperkirakan akan tumbuh 2,9% secara tahunan atau year-on-year (yoy) pada tahun 2024, melambat dari 3% yang diperkirakan akan tercatat di akhir 2023. 

Sementara itu, rata-rata pertumbuhan di negara maju diproyeksikan sebesar 1,4% yoy, melambat dari 1,5% yoy pada perkiraan untuk tahun 2023. 

Akan tetapi, rata-rata pertumbuhan ekonomi di negara berkembang diperkirakan mencapai 4% yoy pada tahun 2024, sama dengan perkiraan pertumbuhan untuk tahun 2023. 

Indonesia sendiri berhasil mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang solid, bahkan di tengah kondisi perekonomian global yang melambat. 

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada kuartal ketiga tahun 2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 4,94% yoy meskipun sedikit melambat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang mencapai 5,17% yoy. 

“Ke depan, pertumbuhan ekonomi di Indonesia diperkirakan akan didorong oleh permintaan dalam negeri, termasuk konsumsi swasta, belanja pemerintah, dan investasi,” ujar Yuswohady dalam risetnya, dikutip Kamis, 7 Desember 2023. 

Yuswohady pun menyebutkan, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, optimis bahwa ekonomi Indonesia akan terus membaik pada 2024, didukung oleh kuatnya permintaan domestik. 

Pertumbuhan ekonomi pada tahun tersebut diperkirakan akan lebih baik, berada dalam kisaran 4,5% hingga 5,3%.

Berbagai sektor unggulan Indonesia, seperti Industri Pengolahan, pertanian, perdagangan, pertambangan, dan konstruksi, terus mengalami pertumbuhan. 

Tiga sektor dengan pertumbuhan paling signifikan meliputi transportasi & pergudangan (14,74%), jasa lainnya (11,14%), serta akomodasi & makan minum (10,9%). 

Pertumbuhan ekonomi dari sisi produksi didorong oleh peningkatan aktivitas produksi, mobilitas masyarakat, kunjungan wisatawan mancanegara, penyelenggaraan acara nasional dan internasional, serta aktivitas pemilihan umum (pemilu).

Kontribusi utama terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) masih berasal dari konsumsi rumah tangga. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) juga tumbuh positif, didorong oleh pertumbuhan barang modal bangunan, kendaraan, sumber daya hayati yang dikembangkan (cultivated biological resources/CBR), serta produk kekayaan intelektual. 

Konsumsi Lembaga Non-profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) pun mengalami pertumbuhan positif, yang didukung oleh peningkatan aktivitas partai politik.

Genosida Israel

Walaupun ekonomi negara-negara berkembang termasuk Indonesia diperkirakan tetap solid, terdapat ketidakpastian terkait kondisi perekonomian global, seperti konflik Palestina-Israel. 

Yuswohady memperkirakan dampaknya terhadap Indonesia terbatas, kecuali jika konflik meluas ke negara-negara produsen minyak utama. 

Kenaikan harga minyak dunia dapat memicu penguatan dolar Amerika Serikat (AS), yang berpotensi melemahkan rupiah dan meningkatkan inflasi. 

Kemudian, ada potensi juga terjadinya peningkatan harga bahan pokok dan komoditas, termasuk pangan dan bahan baku industri yang pada gilirannya dapat berdampak pada kesejahteraan rakyat. Di sisi lain, pemboikotan produk terafiliasi dengan Israel dapat memperkuat produk lokal.