Nasional

Pertumbuhan Ekonomi RI 2023 Dinilai Baik-Baik Saja, Bahlil: Jangan Terbuai!

  • Menteri Investasi dan juga Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia pesimis jika perekonomian Indonesia akan baik-baik saja pada 2023.
Nasional
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

JAKARTA - Menteri Investasi dan juga Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia pesimis jika perekonomian Indonesia akan baik-baik saja pada 2023.

Bahlil mengatakan pertumbuhan ekonomi kuartal III-2022 yang mencapai 5,72% tak dapat menjadi tolak ukur menghadapi ancaman resesi global mendatang, sehingga Indonesia tidak boleh terbuai akan hal ini.

"Hati-hati, Saya ada sedikit berbeda pendapat dengan sebagian orang yang mengatakan jika ekonomi Indonesia baik-baik saja. Pertumbuhan ekonomi kita 5,72%, jangan kita terbuai," kata Bahlil saat konferensi pers virtual pada Kamis, 10 November 2022.

Kepala BKPM ini memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2022 masih akan menghadapi sejumlah tantangan, bahkan hingga tahun depan. Didorong belum stabilnya kondisi global sekarang.

Bahkan Bahlil bertaruh bahwa 2023 ekonomi global tidak akan sebaik 2022 dengan catatan bahwa tidak mampu menjaga stabilitas. Stabilitas dari berbagai sektor termasuk politik, keamanan, hingga kebijakan yang berkelanjutan.

Menurutnya, bayang-bayang resesi masih jadi ancaman utama ekonomi global, bahkan ada 16 negara yang saat ini menjadi pasien IMF. Sementara 28 negara lainnya disebut sedang antre jadi pasien IMF.

Bahlil meminta semua pihak turut serta menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang baik untuk menghadapi tahun yang gelap pada 2023.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III-2022 tumbuh 5,72% secara tahunan atau year on year (yoy). Sementara itu pertumbuhan antar kuartal ke kuartal (qtoq) sebesar 1,81% dibandingkan kuartal II-2022.

Kepala BPS Margo Yuwono mengungkapkan, untuk Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia atas dasar harga berlaku (ADHB) pada kuartal III-2022 tercatat sebesar Rp5.091,2 triliun. Kemudian, jika dilihat atas dasar harga konstan (ADHK) tercatat Rp2.976,8 triliun.