<p>Proyek pembangunan rumah subsidi di kawasan Tigaraksa, Tangerang, Senin, 28 Maret 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Industri Properti Tumbuh Lambat, REI Minta Bank Lakukan 3 Hal

  • Sekretaris Jenderal (Sekjen) Real Estate Indonesia (REI) Amran Nukman mengusulkan tiga hal untuk sektor perbankan demi pertumbuhan industri properti yang lebih baik.

Industri
Reza Pahlevi

Reza Pahlevi

Author

JAKARTA – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Real Estate Indonesia (REI) Amran Nukman mengusulkan tiga hal untuk sektor perbankan demi pertumbuhan industri properti yang lebih baik.

Pertama, Amran mengusulkan perbankan membuka akses kredit perumahan kepada semua segmen. Saat ini, penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) dirasa terbatas hanya untuk aparatur sipil negara (ASN), anggota TNI/Polri, karyawan badan usaha milik negara (BUMN), dan karyawan swasta yang memiliki penghasilan tetap.

“Padahal, sebetulnya di tengah pandemi ini ada juga potensi pedagang informal punya kemampuan untuk membeli rumah dengan harga rumah sederhana,” ujarnya dalam webinar virtual berjudul “Relaksasi DP 0% sebagai Senjata Pertumbuhan Kredit”, Rabu, 7 April 2021.

Kedua, REI mengusulkan penundaan angsuran masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) selama pandemi COVID-19 masih berlangsung. “Bisa enam bulan, atau syukur-syukur bisa sampai 12 bulan,” tambahnya.

Usulan REI yang ketiga adalah penguatan bank pembangunan daerah (BPD) dalam pemerataan KPR subsidi di seluruh daerah di Indonesia.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), lapangan usaha sektor real estate menjadi salah satu sektor yang masih dapat tumbuh di 2020 lalu. Tercatat, sektor real estate berhasil tumbuh 2,32% pada 2020. Meski begitu, pertumbuhan ini turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 5,49%.

Direktur Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia (BI) Yanti Setiawan mengatakan industri properti memiliki peran strategis dengan total tenaga kerja yang tinggi.

Tercatat, ada 30,34 juta tenaga kerja yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam sektor real estate. Rinciannya, sebanyak 19,17 juta pekerja terlibat langsung dan 11,18 juta pekerja terlibat tidak langsung.

Selain itu, data Kementerian Keuangan (Kemenkeu) juga menunjukkan sektor properti turut melibatkan 174 sektor ekonomi lain.

“Berarti kalau kita menggerakkan sektor properti, akan banyak sekali yang bisa ditarik dari sektor belakangnya dan yang bisa didorong sektor yang mempengaruhi sektor properti ini,” jelas Yanti. (SKO)