Karyawati melayani nasabah di salah satu kantor cabang Bank Negara Indonesia (BNI) di kawasan SCBD, Jakarta, Jum'at, 11 Maret 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
BUMN

Pertumbuhan Kredit BNI (BBNI) Sepanjang Mei 2024 Naik 12,62 Persen

  • PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) atau BNI mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar Rp708,89 triliun sepanjang Mei 2024.
BUMN
Alvin Pasza Bagaskara

Alvin Pasza Bagaskara

Author

JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) atau BNI mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar Rp708,89 triliun sepanjang Mei 2024. Angka ini menunjukkan peningkatan tahunan sebesar 12,62% (year-on-year/yoy) dan peningkatan bulanan sebesar 0,95% (month-to-month/mtm). 

Meskipun pertumbuhan kredit tersebut lebih rendah dibandingkan tren bulan lalu, yang mencatat peningkatan sebesar 12,90% (yoy) dan 1,21% (mtm), pencapaian BNI tetap lebih tinggi dari rata-rata perbankan nasional.

Merujuk pada laporan Bank Indonesia (BI), kredit perbankan pada Mei 2024 hanya tumbuh sebesar 12,15%, melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 13,09%. Meskipun demikian, pertumbuhan kredit tersebut masih merupakan yang tertinggi dalam sektor perbankan selama lima tahun terakhir.

Dari penyaluran kredit yang ada, BNI meraup pendapatan bunga sebesar Rp26,09 triliun pada Mei 2024, meningkat 4,82% secara tahunan (yoy). Namun, beban bunga juga meningkat secara signifikan, naik 36,76% (yoy) menjadi Rp10,80 triliun.

Merujuk laporan keuangan perbankan bersandi BBNI, dijelaskan bahwa tren biaya dana pihak ketiga (cost of third-party funds) terus meningkat sejak akhir 2022 hingga saat ini. Rata-rata biaya DPK BBNI telah naik 139 basis poin (bps) dari 1,40% pada kuartal III-2022 menjadi 2,79% pada kuartal I-2024.

Peningkatan biaya dana ini sejalan dengan kenaikan BI Rate yang dimulai pada Agustus 2022 hingga kini, meningkat sebesar 275 basis poin dari 3,50% menjadi 6,25%. Hal ini berdampak pada penurunan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII), yang pada Mei 2024 tercatat menyusut 10,04% (yoy) menjadi Rp15,28 triliun.

Yang menarik, beban operasional lainnya BNI tercatat lebih rendah, turun 23,90% (yoy) menjadi Rp5,05 triliun. Penurunan ini terutama didorong oleh berkurangnya kerugian penurunan nilai wajar aset keuangan dan penekanan signifikan pada pos beban impairment. 

Laba BNI

Sementara itu, pendapatan dari komisi, provisi, dan fee administrasi terus menunjukkan pertumbuhan positif. Dari berbagai kinerja tersebut, BNI mencatatkan laba operasional sebesar Rp10,22 triliun, mengalami penurunan tipis sebesar 1,13% (yoy).

Meski begitu, laba bersih tahun berjalan BNI tetap mampu tumbuh sebesar 1,51% (yoy) menjadi Rp8,56 triliun pada Mei 2024. Di sisi lain, langkah BNI untuk melakukan diversifikasi pendanaan terus berlanjut di tengah tantangan tingginya biaya dana (cost of fund/CoF) perbankan saat ini.

Selain diversifikasi melalui penerbitan obligasi global, emiten perbankan berwarna oranye ini juga terus memperkuat komposisi dana murah (current account saving account/CASA) dalam dana pihak ketiga (DPK). 

CASA BNI meningkat pada Mei 2024 menjadi 70,91%, naik 66 bps dari posisi bulan sebelumnya yang sebesar 70,25%. Rasio CASA ini juga lebih tinggi dibandingkan Mei 2023, yang tercatat sebesar 69,73%.

Secara nilai, CASA bertumbuh 9,03% (yoy) menjadi Rp559,11 triliun. Peningkatan ini terutama berasal dari instrumen giro yang naik 13,81% (yoy) menjadi Rp323,44 triliun, meskipun pertumbuhan giro melambat dibandingkan April 2024 yang naik 20,45% (yoy). 

Sementara itu, tabungan di BNI naik 3,10% (yoy) menjadi Rp235,66 triliun pada Mei 2024, perolehan tersebut juga sedikit lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 3,05%. 

Di sisi lain, DPK dari instrumen deposito naik 3,05% (yoy) menjadi Rp229,34 triliun pada Mei 2024. Instrumen dengan biaya dana lebih tinggi ini cenderung mengalami perlambatan dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 8,88%.

Arah Saham

Dari lantai bursa pada perdagangan Senin, saham BBNI diparkir melesat 0,66% ke level Rp4.560 per saham. Dari sisi volume perdagangan, saham perbankan plat merah ini telah diperdagangkan 27,61 juta lembar dengan nilai transaksi Rp125,28 miliar. 

Asal tahu saja, saham BBNI telah mengalami kenaikan 5,34% dari Rp4.310 menjadi Rp4.540 per saham sepanjang perdagangan pekan lalu, 17-21 Juni 2024. Sementara itu, pemodal asing atau net buy saham ini mencapai Rp8,38 miliar. 

Mirae Asset Sekuritas Indonesia pun memberikan rekomendasi untuk saham BBNI dengan memantau support saham Rp4.260 per saham dengan target harga Rp4.780 per saham. Hal ini dukung dari sisi kualitas kredit BNI terus membaik secara konsisten seperti rasio (non-performing loan/NPL) dan (loan at risk/LAR) yang terus menurun.