<p>Pedagang menunggu pembeli di Pasar Pesanggrahan, Jakarta,  Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Pertumbuhan Kredit Melemah, Perbankan Fokus Restrukturisasi

  • JAKARTA – Pertumbuhan kredit perbankan mengalami penurunan pada triwulan II-2020. Hal itu disampaikan oleh Bank Indonesia (BI) melalui surveinya, tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) yang minus 33,9%. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya tahun 2019 sebesar 23,7%. Menurut Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko, penurunan pertumbuhan kredit baru terjadi pada seluruh jenis […]

Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Pertumbuhan kredit perbankan mengalami penurunan pada triwulan II-2020.

Hal itu disampaikan oleh Bank Indonesia (BI) melalui surveinya, tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) yang minus 33,9%. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya tahun 2019 sebesar 23,7%.

Menurut Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko, penurunan pertumbuhan kredit baru terjadi pada seluruh jenis kredit. “Terjadi pada seluruh jenis kredit, dengan penurunan terbesar pada jenis kredit investasi,” ungkapnya dalam siaran tertulis yang dikutip TrenAsia.com, Senin, 20 Juli 2020.

Corporate Secretary PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Rully Setiyawan mengatakan, penurunan pertumbuhan kredit tersebut dipengaruhi oleh dampak dari pandemi COVID-19. Bank Mandiri sendiri, ujarnya, memperkirakan kredit tahun ini hanya tumbuh low single digit.

“Tahun ini tidak difokuskan pada pertumbuhan kredit, mengingat dampak pandemi diperkirakan sangat besar sehingga prospek ekonomi tahun depan masih penuh dengan ketidakpastian,” ungkapnya kepada TrenAsia.com, Senin, 20 Juli 2020.

Saat ini, pihaknya lebih menekankan pada upaya menjaga kualitas aset dengan fokus melakukan restrukturisasi kredit. Hingga akhir Juni 2020, Bank Mandiri telah melakukan restrukturisasi kredit kepada lebih dari 500 debitur retail dan wholesale senilai lebih dari Rp100 triliun. Dari jumlah debitur tersebut, kata Rully, kurang lebih 70% atau 350 ribu debitur berasal dari pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Sementara itu, hingga akhir Mei 2020 penyaluran kredit Bank Mandiri mencapai Rp759 triliun, tumbuh 6% dari periode yang sama tahun lalu.

“Pertumbuhan kredit tersebut didukung oleh pertumbuhan kredit modal kerja (KMK) sebesar Rp318,6 triliun atau setara dengan 42% dari total kredit Bank Mandiri,” jelasnya.

BI pun memprediksi penyaluran kredit akan lebih longgar pada triwulan III-2020. Hal ini terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) sebesar 3,9 persen, lebih rendah dibandingkan 35,5 persen pada triwulan sebelumnya.

Selain itu, pelonggaran standar penyaluran kredit akan dilakukan pada seluruh jenis kredit, dengan aspek kebijakan penyaluran kredit yang akan diperlonggar yaitu plafon kredit, agunan, dan jangka waktu kredit.

Meskipun demikian, perkiraan responden terhadap pertumbuhan kredit pada 2020 hanya sebesar 2,5 persen (yoy), tetap lebih rendah dibandingkan realisasi kredit pada 2019 sebesar 6,1 persen dan perkiraan survei periode sebelumnya sebesar 5,5 persen.