Ilustrasi kredit perbankan. (Pixabay)
Finansial

Pertumbuhan Kredit Perbankan Kembali Menguat pada Juli 2023, Ini Penyebabnya

  • Pertumbuhan kredit perbankan mencapai 8,5% secara tahunan menjadi Rp6,68 kuadriliun pada Juli 2023.

Finansial

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Menurut data statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan kredit perbankan pada Juli 2023 kembali menguat setelah sebelumnya mengalami perlambatan.

Pada bulan Juli lalu, pertumbuhan kredit perbankan mencapai 8,5% secara tahunan menjadi Rp6,68 kuadriliun dari Rp6,16 kuadriliun yang terrcatat pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

Pertumbuhan tersebut lebih kuat dibandingkan 7,8% yang tercatat pada bulan Juni, yang mana pada bulan ini pertumbuhan itu pun menandai perlambatan dibanding bulan Mei yang mencatat peningkatan 9,39%.

Walaupun pertumbuhan kredit terindikasi kembali menguat, namun analis PT Mirae Asset Sekuritas Handiman Soetoyo mengatakan bahwa perkembangan kredit perbankan pada Juli 2023 tidak serta-merta menandakan pertumbuhannya akan kembali membaik hingga akhir tahun ini.

Menurut Handiman, penguatan pertumbuhan kredit perbankan pada Juli 2023 kemungkinan besar disebabkan oleh adanya normalisasi basis pada Juli 2022.

"Secara bulanan, kredit perbankan hanya tumbuh 0,4% atau sebesar Rp30 triliun, lebih kecil dibanding rata-rata pertumbuhan bulanan sebesar Rp41 triliun pada 2023. Dengan demikian, kami meyakini pertumbuhan kredit perbankan tidak akan mencapai target pertumbuhan kredit Bank Indonesia (BI) sebesar 9%-11% tahun ini," kata Handiman dikutip dari riset harian, Senin, 18 September 2023.

Kemudian, Handiman pun menyoroti rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) pada Juli 2023 sebesar 2,51%, lebih tinggi dari 2,44% yang tercatat pada bulan sebelumnya, yang mana hal tersebut dikatakan Handiman sebagai tanda bahwa kesehatan finansial dari peminjam masih terlihat lemah.

Pertumbuhan Kredit Tertekan oleh LDR yang Terus Menanjak

Sementara OJK mencatat pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 7,2% pada Juli 2023, lebih tinggi dari 6,4% pada bulan sebelumnya, namun loan to deposit ratio (LDR) perbankan menanjak ke angka 82,9%.

Kenaikan LDR tersebut terjadi selama tujuh bulan berturut-turut selama 2023 berjalan dan menjadi angka tertinggi sejak Oktober 2020.

Handiman pun memandang bahwa LDR yang mendekati 90% tersebut dapat menjadi faktor yang memperlambat penyaluran kredit perbankan pada sisa akhir tahun ini. Misalnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang pada akhir kuartal II-2023 tercatat sebesar 87,83%.

Dengan LDR yang mendekati 90%, ditambah dengan pertumbuhan kredit yang melambat dari 10,2% pada akhir Juni 2023 menjadi 7,2%, BRI pun diperkirakan Handiman akan mengalami peningkatan penyaluran pinjaman yang terbatas.

"BRI telah agresif dalam mengejar target pertumbuhan kredit 10-12% pada bulan Juli. Namun, dengan LDR yang sudah mendekati 90%, kami memandang bahwa BRI memiliki ruang yang terbatas untuk meningkatkan pertumbuhan kredit tanpa mengorbankan marjin," kata Handiman.