Ilustrasi kredit perbankan.
Perbankan

Pertumbuhan Kredit Perbankan Maret Lebih Moncer Dibanding Februari

  • Dalam pernyataannya, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menyoroti sektor investasi mencatat pertumbuhan kredit tertinggi, yakni sebesar 14,83% yoy.

Perbankan

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa pada bulan Maret 2024, terjadi pertumbuhan kredit perbankan yang signifikan, mencapai angka double digit sebesar 12,40% year on year (yoy). Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 11,28% yoy, dengan total kredit mencapai Rp7.245 triliun.

Dalam pernyataannya, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menyoroti sektor investasi mencatat pertumbuhan kredit tertinggi, yakni sebesar 14,83% yoy. 

Sementara itu, kredit modal kerja dan kredit konsumsi juga mengalami pertumbuhan yang signifikan masing-masing sebesar 12,3% dan 10,22%.

“Sejalan dengan pertumbuhan kredit perbankan, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami pertumbuhan positif, baik secara bulanan dan tahunan,” ujar Dian dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner (RDK), Senin, 13 Mei 2024.

Baca Juga: Penyaluran Kredit BTPN Tumbuh 24 Persen Triwulan I-2024

Pada bulan Maret 2024, DPK tumbuh sebesar 1,90% mtm atau meningkat sebesar 7,44% yoy, mencapai total Rp8.601 triliun. Ini merupakan peningkatan dari bulan sebelumnya yang mencapai 5,66% yoy.

Dian juga menekankan bahwa likuiditas industri perbankan pada bulan Maret 2024 tergolong memadai, dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing mencapai 121,5% dan 27,18% . Angka-angka ini jauh di atas threshold yang ditetapkan, masing-masing sebesar 50% dan 10%.

Kualitas kredit dalam industri perbankan tetap terjaga, dengan rasio Non-Performing Loan (NPL) net perbankan sebesar 0,77% dan NPL gross sebesar 2,25%.

Terkait dengan kinerja industri perbankan Indonesia pada bulan Maret 2024, terlihat bahwa industri ini tetap stabil dan resilient.

Hal ini didukung oleh tingkat profitabilitas return on asset (ROA) sebesar 2,62% dan net interest margin (NIM) sebesar 4,59%. Selain itu, capital adequacy ratio (CAR) perbankan juga mencapai angka 26%.

Jasa Keuangan Tetap Stabil di Tengah Ketidakpastian Global
OJK mencatat bahwa stabilitas sektor jasa keuangan hingga 30 April 2024 tetap terjaga dengan baik, sementara kinerja intermediasi Lembaga Jasa Keuangan (LJK) terus menunjukkan pertumbuhan yang kokoh. Kontribusi ini sangat penting dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional di tengah masih tingginya ketidakpastian di tingkat global.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengungkapkan, sektor jasa keuangan dalam negeri tetap stabil dengan kinerja intermediasi yang memberikan kontribusi positif.

“Ini didukung oleh likuiditas yang memadai dan tingkat permodalan yang kuat di tengah peningkatan ketidakpastian akibat ketegangan geopolitik,” papar Mahendra.

Mahendra menjelaskan bahwa ekonomi Amerika Serikat (AS) tumbuh lebih lambat pada kuartal I 2024, mencapai 1,6%. Angka ini menurun dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya, yaitu 3,4% pada kuartal IV 2024.

Dikatakan oleh Mahendra, penurunan ini yang merupakan terendah dalam dua tahun terakhir ini, yang disebabkan oleh peningkatan impor yang signifikan.

Meskipun begitu, Mahendra menilai bahwa kinerja ekonomi AS masih menunjukkan tanda-tanda penguatan yang lebih besar daripada yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini mengakibatkan penurunan ekspektasi pasar terhadap kemungkinan pemotongan suku bunga oleh The Fed dalam waktu dekat.

Berbeda dengan kebijakan The Fed, Mahendra menyatakan bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank Sentral Inggris (BOE) sedang menghadapi dilema antara pertumbuhan ekonomi yang rendah dan inflasi yang tetap tinggi. Namun, pasar memperkirakan bahwa baik ECB maupun BOE akan memilih untuk menurunkan suku bunga guna merangsang pertumbuhan ekonomi.

Sementara itu, kinerja ekonomi China melebihi ekspektasi pasar meskipun masih terjadi pelemahan dalam permintaan domestik.

Dalam konteks ekonomi domestik, terjadi peningkatan inflasi yang menunjukkan pemulihan dalam permintaan selama periode pemilu dan bulan Ramadan. Sektor manufaktur juga mengalami peningkatan kinerja karena adanya peningkatan volume pesanan.

Mahendra menyebutkan bahwa peningkatan ini mencerminkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024 sebesar 5,11% secara tahunan, meningkat dari pertumbuhan pada kuartal sebelumnya sebesar 5,04%.