Produksi Batubara PT Adaro Energy Tbk.
Industri

Pertumbuhan Pendapatan 15 Persen Buat Adaro Optimistis Capai Target Produksi 54 Juta Ton

  • Meski pendapatan meningkat, volume produksi dan penjualan ADRO tercatat turun pada semester I-2021.
Industri
Reza Pahlevi

Reza Pahlevi

Author

JAKARTA – Emiten tambang milik Garibaldi ‘Boy’ Thohir, PT Adaro Energy Tbk (ADRO), berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan sekitar 15% menjadi US$1,56 miliar pada semester I-2021. Jumlah tersebut lebih besar dari catatan semester I-2020 senilai US$1,36 miliar.

“Harga batu bara mencapai titik tertinggi dalam beberapa tahun terakhir dan dengan demikian memungkinkan ADRO membukukan profitabilitas yang baik pada periode ini,” ujar Sekretaris Perusahaan ADRO Mahardika Putranto dalam paparan publik, Senin, 6 September 2021.

Meski pendapatan meningkat, volume produksi dan penjualan ADRO tercatat turun pada semester I-2021. Produksi turun 3% dari 27,29 juta ton pada semester I-2020 menjadi 26,49 juta ton dan penjualan turun 5% dari 27,13 juta ton menjadi 25,78 juta ton.

Mahardika menjelaskan hambatan suplai yang terjadi akibat curah hujan dan jumlah jam hujan yang tinggi turut memengaruhi tingginya harga jual rata-rata (average selling price/ASP) batu bara yang meningkat 25% secara tahunan (yoy).

EBITDA operasional perusahaan juga tercatat terkerek 37% menjadi US$635 juta pada semester I-2021. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, EBITDA operasional tercatat sebesar US$465 juta.

Mahardika mengungkapkan beban keuangan ADRO terdiri dari beban pertambangan 35-40%, bahan bakar 25-30%, pengangkutan 20%, pengolahan batu bara 10%, dan overhead tetap 5%.

Untuk meningkatkan efisiensi, ADRO berencana untuk menekan pengeluaran untuk bahan bakar diesel yang mencakup 25-30% beban tersebut. Gantinya, perusahaan berencana menggunakan listrik dari panel surya untuk itu.

“Posisi keuangan kami cukup kuat, produksi solid, tahun ini target 52-54 juta ton. Di pasar batu bara kami merupakan price maker, hingga penting bagi kami untuk menjaga cash cost (beban keuangan),” kata Mahardika.

Dengan posisi keuangan yang cukup kuat, ADRO pun percaya dapat mencapai target produksi tahun ini. Pada kuartal III-2021, ADRO juga sudah mendapat tambahan produksi dan penjualan mencapai 13 juta ton.