Ilustrasi industrasi reasuransi.
IKNB

Pertumbuhan Premi Asuransi Capai 18 Persen, Nasabah Tajir Jadi Penopang Utama

  • Asuransi properti adalah produk yang saat ini nasabahnya didominasi oleh orang-orang dari kalangan menengah ke atas alias kalangan kaya (tajir).

IKNB

Idham Nur Indrajaya

 JAKARTA – Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) merilis laporan kinerja industri asuransi umum pada semester pertama tahun 2024, yang mencatatkan peningkatan signifikan. Berdasarkan data yang dirilis, perolehan premi industri asuransi umum mencapai Rp57,9 triliun, atau tumbuh 18,4% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023. Pertumbuhan ini ditopang oleh asuransi properti yang kebanyakan nasabahnya berasal dari kalangan orang tajir. 

Meningkatnya aktivitas ekonomi di berbagai sektor menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ini. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa seluruh sektor ekonomi yang berkontribusi terhadap perekonomian nasional mengalami pertumbuhan positif pada pertengahan tahun 2024. 

Sektor jasa keuangan, yang mencakup industri asuransi umum, juga mencatat pertumbuhan positif, yang diiringi dengan peningkatan daya beli masyarakat serta penyaluran kredit baru.

Kinerja Premi di Berbagai Lini Usaha Asuransi Umum

Dalam laporannya, AAUI mengungkapkan bahwa pertumbuhan premi industri asuransi umum pada kuartal II atau semester pertama 2024 mencapai 18,4% secara tahunan (year-on-year/yoy). 

Dari keseluruhan lini usaha yang ada, hanya tiga lini yang mengalami kontraksi, yaitu asuransi rekayasa (engineering) sebesar 10,1% yoy, asuransi energi lepas pantai (offshore energy) sebesar 10,7%, dan suretyship sebesar 0,9%. 

“Sedangkan untuk lini usaha yang lainnya tercatat mengalami pertumbuhan yang positif pada pelaporan data industri asuransi periode Triwulan II atau Semester 1 2024 ini,” tutur Wakil Ketua AAUI untuk Bidang Statistik & Riset Trinita Situmeang dalam konferensi pers paparan kinerja AAUI semester I-2024 di Jakarta, Senin, 30 September 2024. 

Peningkatan Kewajiban Pembayaran Klaim

Selain mencatatkan peningkatan premi, kewajiban pembayaran klaim oleh industri asuransi umum juga mengalami kenaikan pada semester pertama 2024. 

Total klaim yang dibayarkan mencapai Rp22,5 triliun, naik 12,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar Rp20,1 triliun.

Kenaikan klaim ini terlihat di berbagai lini usaha asuransi, meskipun ada tujuh lini yang mengalami penurunan klaim. Lini-lini tersebut antara lain asuransi tanggung gugat (liability insurance), suretyship, asuransi kecelakaan diri, asuransi satelit, asuransi penerbangan, asuransi energi lepas pantai, dan asuransi properti.

Dari segi rasio klaim, persentase klaim yang dibayarkan terhadap premi yang diterima turun menjadi 39% pada semester pertama 2024, dibandingkan 41% pada periode yang sama di tahun 2023. Hal ini menunjukkan efisiensi pembayaran klaim yang dilakukan oleh perusahaan asuransi umum.

Baca Juga: Simak Bagaimana AI Bisa Atasi Perang Premi vs Klaim Asuransi di Tengah Inflasi Medis

Pangsa Pasar Dominan: Asuransi Harta Benda dan Kredit

Pada periode ini, asuransi harta benda atau properti dan asuransi kredit kembali mendominasi pangsa pasar dengan proporsi gabungan sebesar 47,1% dari total perolehan premi.

Asuransi harta benda menjadi lini usaha terbesar dengan perolehan premi mencapai Rp16,6 triliun, mencatatkan pertumbuhan signifikan sebesar 32,8% dibandingkan semester pertama 2023. 

Ketua Umum AAUI Budi Herawan mengatakan, asuransi properti adalah produk yang saat ini nasabahnya didominasi oleh orang-orang dari kalangan menengah ke atas alias kalangan kaya (tajir). 

“Saat ini asuransi properti itu kebanyakannya adalah orang kelas menengah ke atas,” kata Budi dalam kesempatan yang sama. 

Pertumbuhan ini sebagian besar didorong oleh meningkatnya harga sewa properti komersial serta permintaan yang stabil di sektor properti komersial dari kaum kelas menengah ke atas. Akan tetapi, nasabah dari kalangan tersebut kebanyakannya melakukan pembelian properti untuk kebutuhan investasi, bukan hunian. 

Sementara itu, asuransi kredit juga mencatatkan kinerja yang impresif, dengan total premi mencapai Rp10,5 triliun atau tumbuh sebesar 26% secara yoy. 

Peningkatan ini didukung oleh tingginya kegiatan usaha di berbagai sektor serta kebijakan pemerintah yang mendorong penyaluran kredit baru. Kebijakan tersebut turut berperan dalam peningkatan perolehan premi di lini usaha asuransi kredit.

Meski tidak sebesar pertumbuhan di sektor lainnya, asuransi kendaraan bermotor tetap menjadi salah satu kontributor utama dalam perolehan premi industri asuransi umum. 

Pada semester pertama 2024, asuransi kendaraan bermotor mencatatkan premi sebesar Rp10 triliun, meningkat sebesar 2% dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp9,8 triliun. 

Walaupun ada peningkatan signifikan dalam penjualan mobil listrik, lini usaha ini tetap mampu mempertahankan stabilitas dalam perolehan premi.