Pertumbuhan Sektor Ritel di Jakarta Hanya 0,1 Persen
- Cushman and Wakefield Indonesia mengungkapkan, selama 2023 hanya ada satu proyek yang selesai dalam sektor ritel di Jakarta.
Properti
JAKARTA - Cushman and Wakefield Indonesia mengungkapkan, selama 2023 hanya ada satu proyek yang selesai dalam sektor ritel di Jakarta.
Director Strategic Consulting Cushman and Wakefield Arief Rahardjo mengatakan, hal itu membuat hanya ada sebesar 5000 m2 atau 0,1% ruang pasar ritel Jakarta yang bertambah.
"Dua proyek besar yang awalnya direncanakan akan buka pada 2023 bergeser ke 2024 dengan demikian akan ada tiga proyek baru seluas 100.000 m2 yang akan menambah pasokan ruang ritel di Jakarta di tahun mendatang," ujarnya dalan konferensi pers Analisis Pasar Properti : Refleksi 2023 dan Proyeksi 2024 pada Kamis, 7 Desember 2023.
Baca Juga: Tak Ada Proyek Baru, Pasokan Ruang Perkantoran Akan Terbatas pada 2024 dan 2025
Beberapa mal terutama mal strata-title akan direvitalisasi untuk memberikan pengalaman berbelanja yang lebih komprehensif, untuk menangkap preferensi generasi muda sebagai faslitas retail yang menarik dan relevan.
Arief menyebut akan ada, ritel baru yang direncanakan lebih banyak berkonsep fasilitas penunjang sebagai bagian dari pengembangan mixed-use, seperti perkantoran dan apartemen, maupun pendukung integrasi kawasan berorientasi transit (TOD).
Dari isi permintaan kata Arief, seiring dengan berjalannya tahap pemulihan pasar ritel, beberapa brand internasional menunjukan ketertarikannya untuk masuk ke Indonesia dengan rencana ekspansi.
Segmen F&B tetap menjadi yang paling aktif, dilanjutkan dengan brand olahraga atau fashion, lifestyle, dan hiburan yang juga kuat berekspansi. Tren ini diperkirakan akan berlanjut di tahun mendatang.
Pelaku bisnis ritel mengeksplorasi peluang omni-channel untuk beradaptasi dengan minat konsumen yang kembali ke ritel fisik.
Sedangkan jika melihat pertumbuhan sewa sektor ritel, meskipun pemulihan pasar pasca-pandemi terus berjalan, harga dasar sewa belum berubah dan diperkirakan tetap sama dengan rata-rata Rp808.500 m2 per bulan sebagai antisipasi tahun politik mendatang.
Biaya pengelolaan (service charge) diperkirakan akan mengalami sedikit kenaikan di awal tahun 2024. Pemilik properti akan terus berupaya mempertahankan penyewa yang ada sambil secara proaktif mengambil peluang ekspansi bisnis ritel.