Perubahan Bersejarah, Honda dan Nissan akan Merger
- Penggabungan mereka akan menjadi perubahan terbesar dalam industri otomotif global sejak Fiat Chrysler Automobiles dan PSA bergabung pada tahun 2021 untuk menciptakan Stellantis
Dunia
TOKYO- Honda dan Nissan sedang dalam pembicaraan untuk merger pada tahun 2026. Sebuah perubahan bersejarah bagi industri otomotif Jepang.
Langkan ini menggarisbawahi ancaman yang ditimbulkan oleh produsen kendaraan listrik China terhadap produsen mobil lawas yang telah lama mendominasi dunia. Mitsubishi Motors yang lebih kecil di mana Nissan menjadi pemegang saham utama, juga mempertimbangkan untuk bergabung.
Para pemimpin eksekutif ketiganya mengadakan konferensi pers bersama di Tokyo Senin 23 Desember 2024. "Bangkitnya produsen mobil China dan pemain baru telah banyak mengubah industri mobil," kata CEO Honda Toshihiro Mibe. Dia mengutip tren teknologi elektrifikasi dan pengemudian otonom.
"Kita harus membangun kemampuan untuk melawan mereka pada tahun 2030, kalau tidak kita akan kalah,” katanya dikutip Reuters.
Penggabungan ini akan menciptakan grup otomotif terbesar ketiga di dunia berdasarkan penjualan kendaraan setelah Toyota dan Volkswagen. Hal ini juga akan memberikan kedua perusahaan skala dan kesempatan untuk berbagi sumber daya dalam menghadapi persaingan ketat dari Tesla dan pesaing China yang lebih gesit seperti BYD.
Kesepakatan Bersejarah
Honda merupakan produsen mobil terbesar kedua di Jepang sementara Nissan ada di peringkat ketiga. Penggabungan mereka akan menjadi perubahan terbesar dalam industri otomotif global sejak Fiat Chrysler Automobiles dan PSA bergabung pada tahun 2021 untuk menciptakan Stellantis . Kesepakatan senilai US$52 miliar.
Mereka menambahkan kedua perusahaan akan menargetkan penjualan gabungan sebesar 30 triliun yen atau sekitar Rp3.093 triliun (kurs Rp103). Selain itu laba operasi lebih dari 3 triliun yen atau sekitar Rp309 triliun melalui potensi penggabungan.
Mereka bertujuan untuk menyelesaikan pembicaraan sekitar bulan Juni 2025 sebelum mendirikan perusahaan induk pada bulan Agustus 2026. Saat itu saham kedua perusahaan akan dihapus dari pencatatan.
Honda memiliki kapitalisasi pasar lebih dari US$40 miliar atau sekitar Rp647 triliun (kurs Rp16.100). Ini kira-kira empat kali lipat dari Nissan. Dengan demikian Honda akan menunjuk mayoritas dewan perusahaan.
Jika bergabung dengan Mitsubishi Motors, penjualan global grup Jepang ini akan mencapai lebih dari 8 juta mobil. Posisi ketiga saat ini ditempati oleh Hyundai dari Korea Selatan dan Kia.
Honda dan Nissan telah menjajaki cara untuk memperkuat kemitraan mereka termasuk merger. Pada bulan Maret keduanya mengatakan sedang mempertimbangkan kerja sama di bidang elektrifikasi dan pengembangan perangkat lunak. Mereka memperluas kerja sama tersebut ke Mitsubishi Motors pada bulan Agustus.
- Saham GOTO dan ADRO Perkasa di Pembukaan LQ45 Hari Ini
- Di Tengah Fluktuasi IHSG, Saham BBRI, EXCL hingga GOTO Bisa Jadi Peluang Menarik di 2025
- Begini Proyeksi Kinerja BBNI di 2025, Target Saham Tembus Rp6.200
Bulan lalu, Nissan mengumumkan rencana untuk memangkas 9.000 pekerjaan dan 20% kapasitas produksi globalnya. Ini setelah penjualan anjlok di pasar utama China dan AS.
Honda juga melaporkan pendapatan yang lebih buruk dari perkiraan akibat kemerosotan penjualan di China. Meskipun bisnis sepeda motor dan mobil hybrid yang solid membantunya mengamankan basis keuangan yang relatif stabil.
"Namun, ini bukan penyelamatan Nissan," kata Mibe dari Honda, seraya menambahkan bahwa pemulihan bisnis Nissan merupakan prasyarat untuk penggabungan tersebut.
Data penjualan mobil global hingga September menunjukkan bahwa empat dari 17 produsen mobil teratas dunia adalah buatan China.
Seperti produsen mobil asing lainnya, Honda dan Nissan telah kehilangan pangsa pasar di pasar terbesar dunia, China terhadap BYD dan produsen mobil listrik dan hybrid dalam negeri lainnya yang dilengkapi dengan perangkat lunak inovatif.