Perubahan Iklim Bawa Bahaya untuk Kesehatan Anak
- Sebuah studi baru-baru ini memberikan penjelasan mengenai dampak negatif dari perubahan iklim terhadap kesehatan anak-anak.
Gaya Hidup
JAKARTA - Perubahan iklim menyebabkan polusi udara dan emisi gas rumah kaca yang memengaruhi jenis udara yang kita hirup. Semua orang dapat merasakan dampak dari perubahan iklim ini. Namun diketahui anak-anak lebih sensitif terhadap dampak yang akan ditimbulkan dari perubahan iklim ini.
Melansir Dr. Axe, sebuah studi baru-baru ini memberikan penjelasan mengenai dampak negatif dari perubahan iklim terhadap kesehatan anak-anak. Sebuah artikel tahun 2022 yang diterbitkan di New England Journal of Medicine meneliti hubungan antara perubahan iklim, polusi bahan bakar fosil, dan kesehatan anak-anak.
- Menteri Selandia Baru Mundur Usai Kecelakaan Akibat Pengaruh Alkohol
- Penyediaan Biji-Bijian dan Pupuk Rusia ke Negara Afrika jadi Perhatian
- Penerapan ESG Genjot Nilai Perusahaan
Penelitian tersebut menemukan hasil perubahan iklim merusak kesehatan anak-anak karena secara fisik memengaruhi paru-paru dan sistem kekebalan mereka, sekaligus mengganggu kehidupan mereka. Para peneliti mengetahui bahwa sistem kekebalan dan pernapasan bayi dan anak-anak memiliki pertahanan yang lebih lemah terhadap racun di lingkungan dan DNA mereka lebih mudah rusak. Di sisi lain, tubuh anak-anak dipaksa untuk melakukan detoksifikasi bahan kimia dengan kemampuan seperti orang dewasa.
Selain itu, artikel tersebut menyebutkan temuan mengenai hubungan perubahan iklim dengan kesehatan bayi dan anak-anak.
Alergi dan asma lebih banyak menyerang anak-anak karena peningkatan kadar serbuk sari di udara, yang disebabkan oleh musim tanam yang lebih lama dan peningkatan produksi serbuk sari. Selain itu, berbagai paparan polutan dalam masa prenatal dan postnatal juga telah dikaitkan dengan penurunan kognisi, masalah perhatian, gangguan perhatian-hiperaktif dan sifat autis di masa kanak-kanak.
Kekeringan dan tingkat gas rumah kaca yang lebih tinggi di atmosfer mempersulit untuk menanam makanan.Hal tersebut berakibat pada kurangnya akses dari keluarga untuk makanan kaya nutrisi. Sulitnya akses tersebut dapat menyebabkan masalah kognitif, malnutrisi, dan defisiensi pada anak-anak.
Kontaminasi air dan persediaan makanan yang disebabkan oleh polusi membuat anak-anak berisiko lebih besar terkena infeksi saluran cerna yang disebabkan oleh bakteri patogen.
Dari berbagai ancaman bahaya kesehatan tersebut, negara yang kurang maju memiliki resiko yang tinggi bagi anak-anak yang tinggal di sana. Anak-anak di sana menghadapi berbagai resiko tidak hanya kesehatan fisik namun juga masalah kesehatan mental.