Perubahan Iklim Dapat Memperpendek Umur Manusia Hingga 6 Bulan
- JAKARTA - Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kenaikan suhu global sebesar 1°C dapat mengurangi harapan hidup manusia sekitar 5 bulan. Dampak ini lebih te
Sains
JAKARTA - Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kenaikan suhu global sebesar 1°C dapat mengurangi harapan hidup manusia sekitar 5 bulan.
Dampak ini lebih terasa pada perempuan dan individu di negara berkembang. Indeks perubahan iklim baru yang menggabungkan suhu dan curah hujan menunjukkan bahwa peningkatan 10 poin dapat mengurangi harapan hidup rata-rata hingga 6 bulan.
Penelitian ini diterbitkan pada 18 Januari 2024, dalam jurnal akses terbuka PLOS Climate oleh Amit Roy dari Shahjalal University of Science and Technology dan The New School for Social Research , KITA.
- Prioritaskan Produksi Dalam Negeri, Bapanas Dukung Integritas Keuangan
- Realisasi Dana Rights Issue KB Bukopin (BBKP) Capai Rp7,04 Triliun
- Waskita Targetkan Nilai Kontrak Baru Tumbuh 20 Persen di 2024
Suhu dan curah hujan, sebagai indikator perubahan iklim, menyebabkan masalah kesehatan masyarakat, dari bencana alam hingga dampak tidak langsung seperti penyakit pernapasan dan mental.
Meskipun dampak seperti ini dapat diamati dan didokumentasikan dengan baik, penelitian yang ada belum menemukan hubungan langsung antara perubahan iklim dan angka harapan hidup.
Untuk memperjelas hubungan ini, penulis mengevaluasi data rata-rata suhu, curah hujan, dan harapan hidup dari 191 negara pada tahun 1940-2020.
Penelitian ini memeriksa data dari 191 negara selama 80 tahun, menyoroti bahwa perubahan iklim sangat mempengaruhi perempuan dan individu di negara berkembang.
Penulis menekankan pentingnya mengurangi emisi gas rumah kaca dan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Indeks perubahan iklim yang diusulkan diharapkan dapat memicu pembicaraan global, menjadi metrik yang dapat dipahami oleh semua orang, dan mendorong kerjasama internasional dalam menghadapi dampak perubahan iklim.
Meskipun penelitian ini mengungkapkan keterkaitan antara perubahan iklim dan harapan hidup, penulis juga menyarankan penelitian lokal yang mempertimbangkan peristiwa cuaca buruk spesifik.
Hal ini dinilai penting untuk menyusun strategi mitigasi dan tindakan proaktif guna melindungi kesehatan masyarakat di seluruh dunia.