<p>Perum Perindo Panen Hasil Laut di Karawang. / Istimewa</p>
Industri

Perum Perindo Bidik Pendapatan Rp1,058 Triliun Pada 2020

  • Di tengah pandemi corona virus (Covid-19), Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Perum Perindo) membidik target pendapatan sebesar Rp1,058 triliun pada 2020.

Industri
wahyudatun nisa

wahyudatun nisa

Author

JAKARTA – Di tengah pandemi corona virus (Covid-19), Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Perum Perindo) membidik target pendapatan sebesar Rp1,058 triliun pada 2020.

Direktur Operasional Perum Perindo Arief Goentoro mengatakan merebaknya wabah tersebut tidak menyurutkan perusahaannya untuk terus bekerja dan berkarya.

Arief menyebutkan Perum Perindo mematok produksi ikan dan hasil laut lainnya mencapai 28.500 ton tahun ini. Terdiri dari produksi lini perdagangan sebesar 25.003 ton, lini penangkaran hasil laut sebanyak 2.013 ton, serta lini budidaya sejumlah 1.484 ton.

Kemudian, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini akan mengekspor hasil laut berupa gurita ke Jepang untuk menggenjot pendapatannya tahun ini. Kegiatan eskpor ini merupakan bentuk kolaborasi antara Perum Perindo dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), serta Pemerintah Kabupaten Natuna.

Arief menambahkan ekspor ini merupakan tahap ketiga yang dikirim ke Negeri Sakura tersebut. Tahap pertama dikirim pada November 2019, sementara tahap kedua dikirim pada Februari 2020 dengan kapasitas ekspor masing-masing 15 ton. Sehingga total ekspornya mencapai 45 ton.

“Hasil laut gurita ini merupakan produk asli dari Unit Pengolahan Ikan (UPI) kami di Natuna. Dari Natuna dikirim dulu ke Jakarta lalu diekspor langsung ke Jepang,” ujar Arief, Kamis, 19 Maret 2020.

Pengiriman dari Natuna ke Jakarta akan dilakukan pada 30 Maret 2020. Selanjutnya, ekspor dari Jakarta ke Jepang dikirim pada 4 April 2020 melalui Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta.

Lebih lanjut, gurita merupakan hasil laut tanah air yang diminati pasar internasional seperti Jepang. Arief menyebutkan eskpor tahap ketiga ini bernilai US$75.150 atau Rp1,1 miliar (kurs Rp15.000 per dolar AS).

Menurutnya, permintaan ekspor gurita dari Natuna terus meningkat mengikuti musim puncak mulai akhir 2019 hingga awal 2020. (SKO)