Perusahaan Arab Garap Proyek Petrokimia di China, Investasi Capai US$6,4 M
- Saudi Basic Industries Corp (SABIC) (2010.SE) mengumumkan bahwa mereka akan melanjutkan pembangunan kompleks petrokimia di provinsi Fujian, China bagian tenggara. Hal itu memperkuat hubungan Saudi dengan China, importir minyak terbesar di dunia.
Dunia
JAKARTA - Saudi Basic Industries Corp (SABIC) (2010.SE) mengumumkan bahwa mereka akan melanjutkan pembangunan kompleks petrokimia di provinsi Fujian, China bagian tenggara. Hal itu memperkuat hubungan Saudi dengan China, importir minyak terbesar di dunia.
Dilansir dari Reuters, pada Senin, 22 Januari 2024, proyek yang diperkirakan akan menelan biaya sekitar US$6,4 miliar itu akan dikembangkan melalui usaha patungan dengan Fujian Fuhua Gulei Petrochemical milik negara.
Usaha patungan ini, yang pertama kali diusulkan pada tahun 2018, merupakan langkah terbaru dalam serangkaian kerjasama antara perusahaan-perusahaan Saudi dan perusahaan penyulingan minyak China.
- Penelitian: Olahraga Picu Hormon Dopamin dan Kinerja Otak
- Bagaimana Cara Tumbuhan Memproduksi Oksigen?
- Hampir 90 Persen Perusahaan Asuransi Penuhi Appointed Actuary
Diharapkan kompleks ini dapat menghasilkan 1,8 juta metrik ton etilen per tahun, dan dirancang untuk memperluas kehadiran manufaktur SABIC di Asia serta mendiversifikasi rantai pasokan bahan baku, demikian pernyataan SABIC.
Konstruksi dijadwalkan akan dimulai pada kuartal pertama 2024, dengan perkiraan penyelesaian pada kuartal pertama 2027. Pengumuman ini mengikuti sejumlah investasi serupa oleh raksasa minyak kerajaan Saudi Aramco (2222.SE) di sektor hulu minyak China.
Awal Januari, pengilangan swasta China, Rongsheng Petrochemical (002493.SZ) dan Aramco mengumumkan mereka sedang dalam pembicaraan untuk mengambil 50% saham di kilang masing-masing di China dan Arab Saudi.
Aramco sebelumnya mengumumkan telah setuju untuk mengakuisisi 10% saham di Rongsheng, sebuah investasi yang terkait dengan kesepakatan pasokan minyak mentah selama 20 tahun dengan Zhejiang Petrochemical Corp yang dikendalikan Rongsheng. Kesepakatan itu ditutup pada Juli dengan valuasi US$3,4 miliar.
- PNRI akan Cetak 400.000 Kartu Peserta Asuransi BRI Life
- Genjot Target 23 Persen Bauran Energi Terbarukan, IESR: Perlu Strategi Percepatan dan Komitmen Politik
- Perusahaan Motor Listrik Singapura, Scorpio Electric Gandeng BYD untuk Kuasai Pasar ASEAN
Pada bulan September tahun lalu, Aramco mengumumkan rencana untuk menjadi investor strategis di kilang swasta China lainnya, Jiangsu Shenghong Petrochemical, yang mengoperasikan kilang 320.000 barel per hari dan kompleks petrokimia di provinsi timur Jiangsu.
Aramco juga sedang dalam pembicaraan untuk mengakuisisi 10% saham Shandong Yulong Petrochemical Co, yang sedang membangun kompleks kilang yang dapat memproses 400.000 barel minyak mentah per hari di provinsi Shandong, China timur.