Perusahaan Benang Indorama Milik Orang Paling Kaya ke-5 di RI, Labanya Ambruk
Emiten benang, tekstil, dan polister, PT Indo-Rama Synthetics Tbk milik konglomerat Sri Prakash Lohia benar-benar dalam tekanan selama masa pandemi COVID-19. Terbukti pada kuartal III-2020, emiten bersandi saham INDR ini bahkan sampai membukukan penurunan laba bersih 94,23%.
Industri
JAKARTA – Emiten benang, tekstil, dan polister, PT Indo-Rama Synthetics Tbk milik konglomerat Sri Prakash Lohia benar-benar dalam tekanan selama masa pandemi COVID-19. Terbukti pada kuartal III-2020, emiten bersandi saham INDR ini bahkan sampai membukukan penurunan laba bersih 94,23%.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, laba bersih INDR runtuh dari US$40,95 juta atau setara Rp610,88 miliar (kurs Rp14.918 per dolar AS) pada kuartal III-2019 menjadi hanya US$2,36 juta atau Rp35,23 miliar.
Penurunan laba disebabkan oleh terkoreksinya pendapatan perseroan sepanjang sembilan bulan pertama 2020 menjadi hanya US$442,16 juta. Nilai tersebut amblas 25,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu US$595,11 juta.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Koreksi paling telak terjadi pada segmen ekspor yang anjlok 32,46% dari US$404,55 juta menjadi US$273,24 juta. Sedangkan penjualan domestik hanya turun 11,13% dari US$192,28 juta menjadi US$170,87 juta.
Amblasnya laba tersebut juga disebabkan oleh lenyapnya keuntungan atas pelepasan entitas asosiasi yang tahun lalu menyumbang pemasukan sebesar US$30,01 juta. Sementara di kuartal III-2020 ini, pos pemasukan dari variabel tersebut lenyap atau Rp0.
Seiring dengan penurunan pendapatan, beban pokok perseroan pun turut berkurang dari US$557,45 juta menjadi US$420,08 juta. Penurunan terbesar terjadi pada beban keuangan yang terkoreksi 18,64% dari US$8,45 juta menjadi hanya US$6,87 juta.
Dari pos kewajiban, neraca keseimbangan INDR masih cukup aman dengan ekuitas sebesar US$373,79 juta dan liabilitas US$353,62 juta. Sementara dari sisi likuiditas, INDR tercatat masih memiliki aset sebesar US$727,41 juta. Nilai ini terdiri dari aset lancar US$250,89 juta dan aset tidak lancar US$476,52 juta.
Sebagai informasi, mayoritas saham INDR saat ini masih digenggam oleh Sri Prakash Lohia melalui Indorama Holding B.V. Total kepemilikan saham IHBV di sini sebanyak 34,03%.
Tahun lalu, majalah Forbes menobatkan Sri Prakash Lohia sebagai orang terkaya ke-5 di Indonesia. Total hartanya ditaksir mencapai US$5,6 miliar atau setara Rp84,53 triliun. (SKO)