Pekerja memeriksa intalasi panel surya di gedung Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Senin, 27 September 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Industri

Perusahaan Energi Malaysia Yinson Renewable Akuisisi Perusahaan Listrik Inecosolar

  • akuisisi ini dilatari pasar energi terbarukan yang berkembang besar di Indonesia dan ASEAN, dimana Indonesia diperkirakan siap menjadi pusat utama transisi energi.
Industri
Yosi Winosa

Yosi Winosa

Author

JAKARTA -Perusahaan energi Malaysia Yinson Holdings Berhad melalui anak usahanya Yinson Renewables mengakuisi perusahaan listrik swasta berbasis di Bali, PT Ineco Solar Solutions (Inecosolar).

Chief Executive Officer Yinson Renewables, David Brunt mengatakan akuisisi ini dilatari pasar energi terbarukan yang berkembang besar di Indonesia dan ASEAN, dimana Indonesia diperkirakan siap menjadi pusat utama transisi energi. 

“Penting bagi Yinson Renewables menemukan mitra lokal, yang memiliki pemahaman kuat tentang dinamika pasar lokal, guna menjalankan strategi perkembangan kami. Saya yakin, melalui kerja sama ini, kami dapat mendukung tujuan Indonesia menjadi eksportir utama tenaga surya di kawasan ini,” kata David dalam laman resmi, dikutip Senin, 19 September 2022. 

Ditambahkan, Yinson Renewable saat ini memiliki beberapa portofolio aset operasional serta aset yang sedang dibangun berkapasitas 460 MW, proyek berkapasitas sekitar 1,5 GW telah diraih dan sedang dikerjakan, dan proyek lain berkapasitas 3 GW hingga 5 GW dalam tahap pengembangan awal.

Pendiri dan Direktur Inecosolar, Benoît Prim mengatakan, lewat akuisisi ini Inecosolar akan dapat memulai rencana perkembangannya, termasuk menyediakan solusi lengkap tanpa modal, mengembangkan portofolio proyeknya, dan mengukuhkan posisinya sebagai perusahaan listrik swasta (Independent Power Producer, IPP) di Indonesia dan di manca negara. 

Akuisisi itu juga sejalan dengan cita-cita Inecosolar untuk mendukung visi pemerintah Indonesia untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan di Indonesia hingga 23% pada 2025.

Tahun lalu, Indonesia mengumumkan komitmennya untuk mencapai emisi nol bersih pada 2060. Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah diberi label RUPTL Hijau karena meningkatnya pangsa energi terbarukan dalam rencana proyek masa depan Indonesia – sekitar 20,9 GW secara total, dengan pangsa tenaga surya sebesar 4,7 GW dicapai dalam dasawarsa berikutnya. 

RUPTL juga menekankan peran penting swasta, dan memperkirakan bahwa 63,7% kapasitas tenaga surya baru Indonesia akan dikembangkan oleh IPP pada dasawarsa berikut.

Kesepakatan tanpa modal memungkinkan pelaku bisnis menggunakan panel surya atap photovoltaic (PV) tanpa uang muka dan memperoleh manfaat berupa tarif listrik rendah dalam waktu 15 hingga 20 tahun. 

Inecosolar berkeinginan menjadi pelopor panel surya atap di pasar Indonesia dengan solusi inovatif dan kompetitif.

“Kami senang dapat menjadi bagian dari Yinson Renewables untuk melanjutkan perjalanan untuk meraih keberhasilan dan pencapaian baru dalam proses transisi energi di Indonesia," kata Prim.