<p>Ilustasi  layanan fintech P2P lending</p>
Fintech

Perusahaan Fintech Menjamur, OJK: Tidak akan Kami Batasi

  • Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan pihaknya tidak akan membatasi pertumbuhan perusahaan financial technolog

Fintech

Muhamad Arfan Septiawan

JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan pihaknya tidak akan membatasi pertumbuhan perusahaan financial technology (fintech) di Indonesia. Wimboh bilang tidak akan membuat regulasi yang justru mempersulit perkembangan bisnis fintech di Indonesia. 

“Ruang dengan digital ini tidak ada restriksi regulasi. Tidak ada pembatasan. kita  kawal, sehingga yang namanya fintech kita buka lebar lebar,” kata Wimboh dalam  peresmian GoTo UMKM Center dan Kampus UMKM Bersama OJK, kamis, 30 September 2021. 

Otoritas pengawas ini bahkan diketahui bahkan menyiapkan inkubasi khusus untuk memastikan perusahaan fintech telah siap beroperasi. Strategi ini, kata Wimboh, juga ditujukan untuk memastikan perusahaan fintech menjalankan operasional sesuai dengan koridor yang ditetapkan OJK.

“Kita buka namanya sandbox, kita buka dan pandu sampai kita beri akses. Kalau bagus baru kita kash izin,” ujar Wimboh.

Hingga kini, terdapat 107 fintech legal yang diawasi oleh OJK. Dari sisi mitigasi, OJK telah  menutup 425 platform investasi dan 1.500 fintech peer-to-peer (P2P) lending ilegal sejak Juli 2020.

WImboh juga menyebut kehadiran fintech mendorong pertumbuhan bisnis pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Karakteristik fintech yang bisa membidik pelaku UMKM unbankable menjadikannya sumber pendanaan alternatif baru. 

Pembiayaan fintech ke sektor produktif mencapai Rp 7,79 triliun per Juli 2021. Nilai itu meningkat dari realisasi bulan-bulan sebelumnya dan berkontribusi 49,73% dari total penyaluran. 

Selain itu, Wimboh menyebut pendanaan dari fintech ini bisa menjadi batu loncatan untuk merambah ke platform digital. Dengan onboarding ke platform digital, kontribusi UMKM terhadap ekspor bisa melejit.

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) sendiri menargetkan kontribusi UMKM dalam ekspor bisa menyentuh 21,6% dari posisi saat ini 15,7%. Sementara itu, Founder Tokopedia William Tanuwijaya mengatakan sebetulnya pandemi mempercepat penetrasi pelaku UMKM ke platform digital.

William merinci, tercatat ada tambahan 4 juta pelaku usaha yang bergabung  ke ekosistem GoTo selama pandemi. Hebatnya lagi, 80% diantaranya merupakan pengusaha baru. 

Secara keseluruhan, sudah ada 11 juta mitra usaha yang tergabung dalam ekosistem GoTo. Kendati telah menjaring banyak mitra, William bilang akan terus menggenjot kerja sama dengan pelaku UMKM, terutama di kota-kota tier 2-3. 

“Kami berkolaborasi untuk masuk ke daerah dan menyukseskan mitra usaha di daerah agar lebih bisa sukses secara nasional,” tegas William dalam kesempatan yang sama.