Kantor Produsen cat tembok PT Avia Avian Tbk. / Dok. Avian
Korporasi

Perusahaan Hermanto Tanoko Punya Utang Mini, DER-nya Cuma Segini

  • Perusahaan dengan DER di bawah 1 dianggap memiliki struktur modal yang sehat, karena artinya utangnya lebih rendah daripada ekuitasnya.

Korporasi

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Emiten cat, PT Avia Avian Tbk (AVIA) baru saja merilis laporan keuangan periode semester I-2024. 

Dalam dokumen tersebut, perusahaan milik crazy rich Surabaya, Hermanto Tanoko ini mencetak kenaikan penjualan dan juga laba bersih. Namun, yang mencolok dari laporan keuangan AVIA bukan itu. 

Melainkan, jumlah liabilitas perusahaan yang terbilang kecil jika dibandingkan dengan total aset perusahaan. Liabilitas adalah suatu kewajiban yang harus dibayar oleh perusahaan kepada pihak lain saat jatuh tempo, termasuk di dalamnya adalah utang.

Hingga akhir Juni 2024, jumlah liabilitas yang ditanggung Avia Avian ‘hanya’ Rp1,20 triliun. Beban itupun terlihat mengecil dari posisi akhir tahun sebesar Rp1,24 triliun. Itu artinya, liabilitas AVIA setara dengan 9,43% dari total aset AVIA yang mencapai Rp10,85 triliun. 

Dengan persentase liabilitas demikian, lalu bagaimana nilai Debt to Equity Ratio (DER) AVIA?

Perhitungan DER dilakukan dengan membagi jumlah liabilitas dengan jumlah ekuitas perusahaan. Ekuitas adalah hak pemilik terhadap aset perusahaan setelah dikurangi liabilitas (kewajiban) dalam neraca. Ekuitas juga diartikan sebagai modal atau kekayaan entitas bisnis, dihitung dengan jumlah aset dikurangi dengan liabilitas.

Melansir British Business Bank, DER yang baik biasanya berkisar antara 0,5 hingga 1,5, tergantung pada industri dan kondisi pasar. Perusahaan dengan DER di bawah 1 dianggap memiliki struktur modal yang sehat, karena artinya utangnya lebih rendah daripada ekuitasnya.

Pasalnya, DER ini mengindikasikan seberapa besar perusahaan menggunakan utang untuk membiayai operasional dan investasi dibandingkan dengan ekuitasnya. Semakin tinggi DER, semakin besar penggunaan utang oleh perusahaan.

Biasanya, investor yang menganut prinsip value investing menggunakan DER sebagai salah satu faktor untuk mengevaluasi potensi investasi.

DER AVIA berdasarkan laporan keuangan semester I-2024

  • Liabilitas= Rp1,20 triliun
  • Ekuitas= Rp9,65 triliun
  • DER (Liabilitas / ekuitas)= 1,20/9,65= 0,12 kali

Seperti sudah disinggung di atas, pendapatan dan laba AVIA kompak meningkat pada enam bulan pertama tahun ini. 

Penjualan AVIA naik menjadi Rp3,60 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp3,50 triliun. Sementara itu, laba bersih produsen cat tembok merek Avian ini terungkit menjadi Rp808,24 miliar dari semester I-2023 sebesar Rp806,62 miliar.

Pada perdagangan Selasa, 30 Juli 2024, saham AVIA ditutup % ke level. 

Gurita Bisnis Orang Terkaya ke-10 Indonesia

Hermanto Tanoko merupakan penerus ayahnya, Soetikno Taonoko, sebagai pemegang bisnis produsen cat Avian. Perusahaan ini didirikan sang ayah pada 1978.

Di bawah kendali Hermanto, bisnis perusahaan keluarga tersebut telah berkembang menjadi fast moving consumer good (FMGC), ritel, hingga propoerti.

Dengan gurita bisnisnya tersebut, Hermanto Tanoko tercatat sebagai orang terkaya ke-16 di Indonesia versi Forbes. Berdasarkan Forbes Real Time Billionaires, crazy rich Surabaya ini memiliki harta kekayaan sebesar US$2,1 miliar atau setara Rp34,07 triliun (kurs Rp16.224).

Sebagai informasi, Avian Paint yang dimulai sejak 43 tahun lalu menjadi cikal bakal berdirinya Tancorp Group. Dalam perjalannya, Tancorp yang diresmikan dengan nama Tancorp Abadi Nusantara ini menjadi induk dari perusahaan-perusahaan Tanoko lainnya.

Melansir situ resmi, Tancorp memiliki 8 perusahaan subholding yang bergerak di berbagai bidang industri. Mulai dari, industri, distribusi, properti, perhotelan, makanan & minuman, kesehatan & kecantikan, bisnis jaringan, serta kafe & restoran.

Tancorp juga mempunyai lebih dari 100 brand aktif yang dikelola oleh 41 business unit (BU) dengan jumlah karyawan yang mencapai lebih dari 24.000 tenaga kerja.