Perusahaan Konglomerat Indika dan CT Corp Resmi Menang Lelang Operator Pelabuhan Raksasa Patimban
JAKARTA – Lelang operator pelabuhan raksasa Patimban, di Subang, Jawa Barat, diikuti oleh perusahaan milik konglomerat, swasta, hingga Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Namun, hingga kini tidak ada satupun perusahaan asing yang mengajukan proposal lelang. Kementerian Perhubungan telah mendapatkan calon perusahaan operator yang lolos tahap pra kualifikasi proyek Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) […]
Nasional
JAKARTA – Lelang operator pelabuhan raksasa Patimban, di Subang, Jawa Barat, diikuti oleh perusahaan milik konglomerat, swasta, hingga Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Namun, hingga kini tidak ada satupun perusahaan asing yang mengajukan proposal lelang.
Kementerian Perhubungan telah mendapatkan calon perusahaan operator yang lolos tahap pra kualifikasi proyek Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Pelabuhan Patimban, Jawa Barat. Lelang itu dilaksanakan dengan pendampingan bersama Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
“Hasil evaluasi dari panitia pengadaan telah disampaikan kepada Dirjen Perhubungan Laut selaku Penanggung Jawab Proyek Kerja sama (PJPK) untuk diproses lebih lanjut,” ucap Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati di Jakarta, Selasa, 20 Oktober 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Adita menjelaskan, lelang dibuka pada 30 September 2020 dan saat itu diharapkan banyak perusahaan dan konsorsium yang mendaftar. Di akhir masa pendaftaran pada 14 Oktober 2020, ada 10 perusahaan yang ikut serta mengambil dokumen lelang.
Adapun yang pada akhirnya memasukkan dokumen lelang sebanyak lima peserta yang terdiri dari tiga perusahaan konsorsium, dan dua perusahaan tunggal.
Lima peserta tersebut kemudian dinilai berdasarkan sejumlah kriteria yang telah ditetapkan, antara lain kemampuan finansial, minimal aset bersih (net asset), kepemilikan izin badan usaha pelabuhan, serta pengalaman pengelolaan proyek terminal peti kemas dengan kapasitas minimum yang telah ditentukan.
Satu Konsorsium Lolos
“Dari hasil seleksi yang telah dilaksanakan dengan ketat, hanya satu perusahaan konsorsium yang memenuhi semua kriteria yang ditetapkan,” ucap Adita.
Perusahaan tersebut adalah Konsorsium Patimban yang terdiri dari PT CTCorp Infrastruktur Indonesia, PT Indika Logistic & Support Services, PT U Connectivity Services, dan PT Terminal Petikemas Surabaya.
CT Corp adalah perusahaan milik konglomerat Chairul Tanjung. Sedangkan, Indika adalah perusahaan milik konglomerat Sudwikatmono.
Adita menegaskan, kendati hanya memunculkan satu perusahaan yang lolos pra kualifikasi, pemerintah tetap optimistis akan didapat calon operator yang mampu mengelola salah satu pelabuhan terbesar di Indonesia ini.
“Kriteria telah dibuat sangat ketat, sehingga yang dapat memenuhi kriteria adalah perusahaan yang memiliki kemampuan yang baik,” ucapnya.
Hasil pra kualifikasi tersebut juga telah sesuai dengan Peraturan Lembaga LKPP Nomor 29/2018. Dalam peraturan disebutkan bahwa pengadaan badan usaha melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha, proses lelang tetap bisa dilanjutkan meskipun hanya didapatkan satu yang lolos pra kualifikasi.
Pengumuman hasil evaluasi akan disampaikan melalui surat kepada masing-masing peserta. Pengumuman juga dimuat di situs resmi Kementerian Perhubungan pada Selasa, 20 Oktober 2020.
Samudera-Jababeka
PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) bersama PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) telah membentuk konsorsium untuk ikut serta dalam tahap pelelangan operator Pelabuhan Patimban, Jawa Barat. Konsorsium telah dibentuk sejak 12 Oktober dengan nama Samudera-Jababeka.
Direktur Jababeka Budianto Liman menjelaskan, dokumen pengajuan prakualifikasi tender telah diajukan kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Pengajuan itu dilakukan oleh Jababeka bersama dengan anak usaha dari Samudera, yakni PT Samudera Tangguh (SIT).
“Kami menyambut baik ajakan kerja sama dan sinergi dari Samudera Indonesia yang telah memiliki pengalaman dalam bisnis logistik dan terminal operator untuk secara bersama-sama berpartisipasi dalam pelaksanaan proses prakualifikasi Patimban Port,” terang Budianto dalam rilis resmi di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa 20 Oktober 2020.
Dengan keikutsertaan prakualifikasi ini, diharapkan bahwa nantinya biaya distribusi logistik Jabebaka dapat semakin efisien. Sebab, pelabuhan Patimban ini jauh lebih dekat dengan Kawasan Industri Jababeka di Cikarang dibandingkan dengan pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Sebagaimana diketahui, Kawasan Industri Jabebaka sendiri merupakan salah satu pusat kegiatan ekspor-impor terbesar di Indonesia. Banyak perusahaan manufaktur maupun pergedungan yang menempatkan pabriknya di kawasan tersebut.
Sebab itu, Budianto mengaku bahwa pihaknya amat mendukung pengembangan Pelabuhan Patimban yang kini tengah dicanangkan Kemenhub. Tujuannya, sambung Budianto, semata-mata untuk memperkuat daya saing industri nasional di mata internasional.
“Jababeka sebagai pengembang kota yang berbasis Kawasan industri yang memiliki Kawasan industri di Cikarang dan Kendal sangat mendukung upaya pemerintah dalam rangka memperlancar kegiatan logistik khususnya di Jawa Barat sehingga dapat memperkuat daya saing industri nasional,” terang dia. (SKO)