<p>CEO Ajaib Group Anderson Sumarli. &#8211; Istimewa</p>
Fintech

Perusahaan Kripto dan Teknologi Investasi Jadi Start Up dengan Pertumbuhan Terkuat di Asia Tenggara

  •  Dana yang disuntikkan untuk perusahaan teknologi investasi dan cryptocurrency di Asia Tenggara (ASEAN) mengalami pertumbuhan yang paling kuat tahun ini.

Fintech

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Riset bertajuk FinTech in ASEAN 2021 oleh UOB, PwC Singapore dan Singapore FinTech Association (SFA) melaporkan pertumbuhan perusahaan teknologi investasi dan cryptocurrency di Asia Tenggara (ASEAN) semakin pesat.

 Hal ini sejalan dengan meningkatnya minat konsumen terhadap penggunaan alat perdagangan digital dan manajemen kekayaan  atau wealth management.  Menurut survei yang dilakukan UOB, PwC dan SFA, enam dari 10 konsumen ASEAN telah menggunakan alat digital seperti robo-advisors dan platform broker online untuk kebutuhan investasi mereka. 

Pencapaian tersebut tak mengherankan mengingat sembilan dari 10 konsumen ASEAN telah memulai atau berencana untuk menggunakan cryptocurrency dan mata uang digital bank sentral. 

“Pangsa perusahaan cryptocurrency di kawasan ini diperkirakan akan tumbuh seiring para pemain yang memanfaatkan meningkatnya minat konsumen,”  tulis laporan tersebut, dilansir Senin 15 November 2021.

Sementara itu, dana yang disuntikkan untuk perusahaan teknologi investasi dan cryptocurrency di Asia Tenggara juga mengalami pertumbuhan yang paling kuat tahun ini.

Laris manisnya investasi di perusahaan teknologi investasi dan cryptocurrency membawa kedua kategori bertengger di tempat kedua dan ketiga setelah kategori perusahaan pembayaran. 

“Dibandingkan dengan 2020, tahun ini pendanaan untuk perusahaan teknologi investasi tumbuh enam kali lipat menjadi US$457 juta,” tulis laporan itu.

Pendanaan untuk perusahaan cryptocurrency berada di urutan ketiga dengan US$356 juta karena perusahaan-perusahaan tersebut menarik lima kali lipat dari pendanaan yang diterima pada 2020. 

Di sisi lain, pembayaran tetap menjadi kategori fintech yang paling banyak didanai di ASEAN tahun ini, yakni sebesar US$1,9 miliar. Perusahaan pendanaan juga terus menjadi mayoritas perusahaan fintech di sebagian besar negara, kecuali Singapura (cryptocurrency) dan Thailand (alternative lending)

Pendanaan ke perusahaan-perusahaan ini akan mempercepat penggunaan e-wallet, kartu debit dan kredit, dan aplikasi mobile banking yang sudah menjadi metode pembayaran paling populer di kalangan konsumen ASEAN setelah uang tunai.

“Pembayaran digital kini sudah menjadi norma, dan bidang-bidang seperti teknologi kekayaan dan aset kripto dengan cepat menjadi populer,” kata Fintech Leader, PwC Singapura, Wanyi Wong.