Perusahaan Migas Asal Prancis, Total Berhasil Balik Kinerja Hingga Laba US$181 Juta
JAKARTA – Perusahaan minyak dan gas bumi asal Prancis, Total mengantongi laba sebesar US$181 juta pada kuartal III-2020. Perolehan tersebut berbanding terbalik dengan periode sebelumnya, yakni pada kuartal II-2020 perusahaan ini membukukan rugi hingga US$8,4 miliar. Berdasarkan laporan keuangan, Total meraup pendapatan sebesar US$33,14 miliar pada kuartal III-2020. Jumlah ini meningkat 28,79% dibandingkan dengan kuartal […]
Nasional & Dunia
JAKARTA – Perusahaan minyak dan gas bumi asal Prancis, Total mengantongi laba sebesar US$181 juta pada kuartal III-2020. Perolehan tersebut berbanding terbalik dengan periode sebelumnya, yakni pada kuartal II-2020 perusahaan ini membukukan rugi hingga US$8,4 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan, Total meraup pendapatan sebesar US$33,14 miliar pada kuartal III-2020. Jumlah ini meningkat 28,79% dibandingkan dengan kuartal II-2020 yang hanya sebesar US$25,73 miliar.
CEO Total Patrick Pouyanne mengatakan kinerja perusahaan berangsur membaik setelah melewati harga minyak yang menyentuh di bawah US$20 per barel pada kuartal II-2020 serta perlambatan dari aktivitas global karena krisis akibat pandemi COVID-19.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Namun pada kuartal ketiga tahun ini, kata Patrick, perusahaan sudah mulai diuntungkan dengan lingkup bisnis. Pada periode ini, harga minyak telah kembali menyentuh US$40 per barel berkat kedisiplinan OPEC+ dalam pemulihan permintaan minyak bumi untuk kebutuhan transportasi.
“Namun, Total masih harus menghadapi rendahnya harga gas alam yang rendah dan tipisnya margin dari bisnis kilang yang tertekan karena kelebihan kapasitas produksi dibandingkan dengan permintaan yang rendah, serta meningkatnya kapasitas penyimpanan,” kata Patrick dikutip dari siaran pers, Sabtu, 31 Oktober 2020.
Bisnis Hulu
Dia menyebutkan lini bisnis hulu berkontribusi memberikan pendapatan operasi bersih sebesar US$1,1 miliar. Hal ini didorong oleh rendahnya biaya produksi yakni sebesar US$5 per barel minyak ekuivalen (BOE).
Menurut Patrick, Total akan mengantisipasi produksi pada 2020 di bawah 2,9 Mboe per hari. Hal ini mengingat ketatnya aturan yang ditetapkan OPEC+ dalam menerapkan kuota dan kurangnya produksi di Libya hingga Oktober 2020.
Di sisi lain, pada lini bisnis hilir, kilang milik Total mengalami kerugian di saat petrokimia serta marketing dan jasa menghasilkan pendapatan operasi senilai US$400 juta pada kuartal III-2020. Oleh karena itu, Total mulai mengadaptasi kilang-kilangnya untuk menghasilkan biofuel dan bioplastik.
Pada periode yang sama, Total mengakselerasi implementasi dari strategi bauran energi baru dan terbarukan dengan portofolio pada solar panel berkapasitas 3,3 gigawatt (GW) di Spanyol, serta pembangkit listrik tenaga angin terapung yang berada di offshore Korea Selatan dan Prancis. (SKO)