<p>Konglomerat pemilik Grup MNC, Hary Tanoesoedibjo. / Mediacom.co.id</p>
Industri

Perusahaan Milik Hary Tanoesoedibjo Resmi Private Placement Rp513 Miliar

  • JAKARTA – PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) resmi melakukan private placement dengan nilai transaksi Rp513 miliar pada 27 Agustus 2020. Melansir dari keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 31 Agustus 2020, penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) diterbitkan sebanyak 600 juta saham baru dengan nilai nominal Rp100 per saham, pada harga pelaksanaan […]

Industri

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) resmi melakukan private placement dengan nilai transaksi Rp513 miliar pada 27 Agustus 2020.

Melansir dari keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 31 Agustus 2020, penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) diterbitkan sebanyak 600 juta saham baru dengan nilai nominal Rp100 per saham, pada harga pelaksanaan Rp855 yang diambil oleh Scotts Capital Investment Corporation.

“Dana yang diterima perseroan setelah dikurangi biaya-biaya terkait PMTHMETD akan dipergunakan untuk memperkuat struktur permodalan Perseroan,” tulis direksi MNCN dalam keterbukaan informasi.

Di satu sisi, berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2020, perseroan yang menaungi stasiun televisi RCTI, MNC TV, dan GTV  ini membukukan pendapatan bersih senilai Rp3,96 triliun pada semester I-2020, turun 6,70% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp4,25 triliun.

Perolehan pendapatan bersih yang lesu disebabkan oleh susutnya iklan non digital atau iklan konvensional sebesar 13,51% menjadi Rp3,20 triliun. Padahal, iklan ini merupakan kontributor utama perseroan.

Selain itu, MNCN juga mencetak tumbangnya laba yang dapat diatribusikan pada entitas induk perseroan sebesar 17,37% pada paruh pertama 2020, menjadi Rp956 miliar dari sebelumnya Rp1,15 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Strategi Perseroan

Untuk memperkuat permodalan, Chairman of MNC Group, Hary Tanoesoedibjo menyatakan perseroan memutuskan untuk menunda pembagian dividen.

Alhasil, Hary Tanoesoedibjo memutuskan untuk menganggarkan Rp1 miliar sebagai dana cadangan sesuai dengan anggaran dasar perusahaan.

Sedangkan, sisa laba perseroan akan diperuntukkan sebagai instrumen menurunkan pinjaman sebanyak-banyaknya senilai Rp1 triliun.