<p>Menara Astra milik PT Astra Internasional Tbk. / Astra.co.id</p>
Korporasi

Perusahaan Pembiayaan Grup Astra Rilis Obligasi Rp2,5 Triliun

  • Perusahaan pembiayaan mobil dan alat berat PT Astra Sedaya Finance (ASDF) merilis Obligasi Berkelanjutan V Astra Sedaya Finance Tahap II Tahun 2021 sebesar Rp2,5 triliun. Surat utang ini mulai dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat, 16 April 2021.

Korporasi

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – Perusahaan pembiayaan mobil dan alat berat PT Astra Sedaya Finance (ASDF) merilis Obligasi Berkelanjutan V Astra Sedaya Finance Tahap II Tahun 2021 sebesar Rp2,5 triliun. Surat utang ini mulai dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat, 16 April 2021.

Berdasarkan keterbukaan informasi BEI, surat utang anak perusahaan Grup Astra ini akan dibagi dalam dua seri. Di antaranya Seri A (ASDF05ACN2) dengan nominal Rp891.975.000.000 dengan tingkat bunga tetap 4,85% per tahun dan jangka waktu 370 hari kalender.

Selanjutnya, Obligasi Berkelanjutan V Astra Sedaya Finance Tahap II Tahun 2021 Seri B (ASDF05BCN2) dengan nilai nominal sebesar Rp1.608.025.000.000. Dengan tenor 36 bulan, obligasi seri ini memiliki bunga tetap hingga 6,35% per tahunnya.

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memberikan peringkat yang cukup mengesankan, yakni idAAA (Triple A) untuk surat utang ASDF kali ini. Sedangkan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk akan bertindak sebagai wali amanat dalam emisi ini.

Sebagai informasi tambahan, dengan tercatatnya Obligasi Berkelanjutan V Astra Sedaya Finance Tahap II Tahun 2021, maka total emisi obligasi dan sukuk sepanjang tahun 2021 sebanyak 26 emisi dari 20 emiten dengan nilai Rp29,70 triliun.

Jika diakumulasi, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 479 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp435,16 triliun dan US$47,5 juta serta diterbitkan oleh 128 emiten.

Surat Berharga Negara (SBN) tercatat berjumlah 144 seri dengan nilai nominal Rp4.179,77 triliun dan US$400,00 juta. Sementara, EBA sebanyak 11 emisi senilai Rp6,89 triliun. (RCS)