Perusahaan Penilai ESG Didorong Patuhi Kode Etik Baru Soal Keberlanjutan
- Para kritikus menyatakan metodologi penilaian ESG terlalu rumit, tidak jelas, dan cenderung memberikan penghargaan kepada perusahaan yang mengungkapkan lebih banyak informasi, bukan kepada mereka yang paling mampu mengelola risiko ESG atau paling berhasil dalam meminimalkan dampak buruk bisnis mereka terhadap bumi.
Dunia
JAKARTA - Pengawas keuangan Inggris mendesak perusahaan yang menilai upaya keberlanjutan bisnis lain untuk mendaftar ke kode etik sukarela yang baru. Hal itu merujuk kemungkinan peraturan mendorong industri untuk menyalurkan investasi ratusan miliar dolar.
Pedoman perilaku disusun oleh Asosiasi Pasar Modal Internasional, sebuah badan perdagangan berpenghasilan tetap, dan Kelompok Strategi Pengaturan Internasional think tank, menyusul permintaan dari Otoritas Perilaku Keuangan (FCA) tahun lalu.
Pasar penilaian kinerja lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) perusahaan telah mengalami pertumbuhan pesat dalam beberapa tahun terakhir, dengan ratusan miliar dolar dalam indeks pelacakan dana yang mengecualikan perusahaan dengan skor rendah.
- Saham PGEO Melesat 14 Persen, Bisnis Geothermal Kian Menjanjikan?
- Profil Bos Otoritas IKN yang jadi Komisaris Utama PTPP
- Jiwasraya Ungkap Status 99,6 Persen Pemegang Polis yang Ikut dalam Restrukturisasi
S&P Global (SPGI.N), Moody's (MCO.N), MSCI (MSCI.N), London Stock Exchange Group (LSEG.L), dan Sustainalytics dari Morningstar (MORN.O) termasuk di antara penjual terbesar dari penilaian tersebut.
“Dengan fokus yang kuat pada konsistensi internasional, kode milik industri ini akan memainkan peran kunci dalam meningkatkan transparansi dan kepercayaan pada pasar data dan peringkat ESG,” ujar Sacha Sadan, direktur ESG FCA, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Kamis, 14 Desember 2023.
Pendekatan sukarela yang diambil oleh Inggris berbeda dengan Uni Eropa, yang tahun ini mengungkapkan rancangan undang-undang untuk mengatur penilai ESG sebagai bagian dari restrukturisasi industri. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan dan mengatasi greenwashing, yaitu praktik perusahaan yang membesar-besarkan kredensial keberlanjutan mereka.
Kode Inggris, yang mencerminkan rekomendasi dari pengawas sekuritas global IOSCO, mencakup tata kelola sistem dan kontrol penilai untuk memastikan peringkat berkualitas tinggi. Ini juga mencakup pedoman tentang pengelolaan konflik kepentingan dan transparansi atas metodologi.
- 10 Raksasa Teknologi Kompak Dorong Ekosistem Digital Terbuka
- Gokil! IHSG Diramal Tembus 8.100 Tahun 2024, Koleksi Saham Blue Chip Ini
- Nasib Bisnis Batu Bara di Tahun Pemilu 2024, Ini Kata Adaro Energy
Pemerintah Inggris diperkirakan akan segera mengumumkan apakah akan memperluas wewenang FCA untuk mengatur penilai ESG. FCA menyatakan pada hari Kamis, mereka terus bekerja sama dengan pemerintah dalam mempertimbangkan langkah-langkah selanjutnya.
Para kritikus menyatakan metodologi penilaian ESG terlalu rumit, tidak jelas, dan cenderung memberikan penghargaan kepada perusahaan yang mengungkapkan lebih banyak informasi, bukan kepada mereka yang paling mampu mengelola risiko ESG atau paling berhasil dalam meminimalkan dampak buruk bisnis mereka terhadap bumi.