<p>Jaringan pusat perbelanjaan ITC, termasuk ITC Depok adalah properti yang dibangun oleh PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI) dari Grup Sinarmas Land / Dok. Perseroan </p>
Industri

Perusahaan Properti Grup Sinarmas, Duta Pertiwi Catat Marketing Sales Rp726 Miliar

  • Emiten properti Grup Sinarmas, PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI) membukukan kinerja prapenjualan (marketing sales) sebesar Rp726 miliar sepanjang semester I-2021. Jumlah ini mencapai 60,5% dari target marketing sales yang ditetapkan, yakni Rp1,2 triliun.

Industri

Aprilia Ciptaning

JAKARTA - Emiten properti Grup Sinarmas, PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI) membukukan kinerja prapenjualan (marketing sales) sebesar Rp726 miliar sepanjang semester I-2021. Jumlah ini mencapai 60,5% dari target marketing sales yang ditetapkan, yakni Rp1,2 triliun.

Head of Investor Relation Christy Grassela mengaku, pihaknya optimistis dapat mencapai target pada akhir tahun. “Kami terus mendorong usaha marketing Duta Pertiwi,” ujarnya dalam Public Expose secara daring, Selasa, 7 September 2021.

Adapun kontribusi paling besar dari penjualan perseroan adalah proyek Grand Wisata dan Kota Wisata. Christy bilang, rata-rata kontribusi dari kedua proyek tersebut sebesar Rp300-400 miliar per tahun.

Grand Wisata yang terletak di Bekasi memang menjadi fokus utama garapan DUTI saat ini. Area tersebut dikembangkan di atas tanah seluas 1.100 Hektare (Ha). Sepanjang 2020, total penjualan dari proyek ini sebanyak 384 unit atau senilai Rp624 miliar.

Sementara itu, Kota Wisata dikembangkan di area seluas 534 Ha di Cibubur. Total unit yang terjual sepanjang tahun lalu ada 147 unit senilai Rp341 miliar. 

Menurut Christy, potensi yang akan menyusul adalah proyek Southgate Residence di TB Simatupang. Ia meyakini, pada saat pangsa pasar apartemen mulai pulih, kinerja perseroan akan ikut terdongkrak.

Kinerja Semester I-2021

Adapun sepanjang paruh pertama tahun ini, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp701,27 miliar. Jumlah ini terkoreksi 2,3% dari semester I-2020 yang sebesar Rp717,76 miliar. Penurunan ini disebabkan oleh pendapatan sewa yang merosot menjadi Rp232,2 miliar, dari sebelumnya Rp273,46 miliar.

Namun, di sisi lain penjualan tanah, rumah tinggal, dan ruko tercatat sebesar Rp398,32 miliar. Jumlah ini meningkat 10,6% dari semester I-2020 yang sebesar Rp360,19 miliar.

Pendapatan hotel tercatat sebesar Rp4,66 miliar dan pendapatan lain-lain yang terdiri dari pendapatan dari jasa pelayanan dan utilitas tercatat sebesar Rp66,08 triliun.

Sepanjang semester I-2021, DUTI mencatat beban pokok penjualan sebesar Rp209,42 miliar. Besaran ini membengkak 33,14% jika dibandingkan dengan semester I-2020 yang sebesar Rp157,29 miliar.

Laba kotor DUTI pun tercatat sebesar Rp491,85 miliar atau turun 12,2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Saat itu, DUTI mencatat laba kotor yang sebesar Rp560,47 miliar.

Laba usaha juga tercatat turun, yaitu sebesar 24,17% menjadi Rp144,12 miliar pada enam bulan pertama 2021 ini. Pada periode yang sama tahun lalu, DUTI mencatat laba usaha sebesar Rp190,07 miliar.

Meski pendapatan hingga laba usaha tercatat turun, DUTI berhasil mencatatkan peningkatan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. Hal ini terutama karena adanya keuntungan dari akuisisi saham entitas anak sebesar Rp153,99 miliar.

Selain itu, ada juga penghasilan lain-lain sebesar Rp151,47 miliar sepanjang semester I-2021. Pada semester I-2020, DUTI justru menccatat beban lain-lain sebesar Rp993,48 miliar.

Akhirnya, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pun tercatat sebesar Rp285,44 miliar pada semester I-2021. Jumlah ini meroket 81,4% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp196,56 miliar.

Total liabilitas tercatat sebesar Rp4,2 triliun dengan liabilitas jangka pendek sebesar Rp2,1 triliun dan liabilitas jangka pendek Rp2,1 triliun. Sementara itu, ekuitas masih tercatat sebesar Rp10,64 triliun.

Pada enam bulan pertama ini, tercatat ada kenaikan kas dan setara kas sebesar Rp467,37 miliar. Total aset tercatat sebesar Rp14,85 triliun pada semester I-2021, meningkat dari posisi awal tahun sebesar Rp13,75 triliun. Aset lancar tercatat sebesar Rp7,39 triliun dan aset tidak lancar tercatat Rp7,46 triliun.