Perusahaan Teknologi Raksasa Alami Kuartalan Terburuknya Tahun Ini
- NEW YORK - Sejumlah perusahaan teknologi terbesar di dunia seperti Tesla, Amazon, dan Microsoft melewati kuartal kedua dengan catatan terburuk selama beberapa t
Dunia
NEW YORK - Sejumlah perusahaan teknologi terbesar di dunia seperti Tesla, Amazon, dan Microsoft melewati kuartal kedua dengan catatan terburuk selama beberapa tahun terakhir.
Nilai jual beberapa perusahaan teknologi menurun pada kuartal pertama akibat invasi Rusia ke Ukraina yang menghambat bisnis dan menambah komplikasi pasokan selama pandemi. Hasilnya, indeks S&P mengalami penurunan sekitar 5%.
Keadaan ini memburuk pada kuartal kedua akibat kenaikan suku bunga yang ditetapkan Federal Reserve, hasilnya indeks S&P semakin anjlok sekitar 16%. Indeks Nasdaq Composite yang berdekatan dengan teknologi juga turun 22%, seperti dikutip dari CNBC.
Pada hari Kamis, 30 Juni kemarin, saham AS pada akhir kuartal kedua jatuh sekaligus menjadi catatan enam bulan terlemah S&P 500 sejak tahun 1970.
- Soal Kasus Suap IMB Apartemen, KPK: Banyak Dokumen yang Dimanipulasi
- IHSG Diguyur Sentimen Negatif, IMAS hingga CENT Jadi Rekomendasi Saham Hari Ini
- Aplikasi MyPertamina Bisa Pangkas Beban Pemerintah dan Pertamina
Pembuat kendaraan listrik Tesla mengalami penurunan kuartalan terbesar sejak penawaran umum perdana 2010 karena sahamnya merosot hampir 38%. Pada kuartal tersebut, CEO Elon Musk mengajukan tawaran untuk mengakuisisi perusahaan media sosial Twitter senilai $44 miliar.
Pabrikan kendaraan listrik, Tesla, mengalami penurunan kuartalan terbesar sejak IPO pada tahun 2010 dengan saham yang merosot hampir 38%. Pada periode ini, CEO Elon Musk juga meluncurkan tawaran untuk mengakuisisi perusahaan media sosial Twitter seharga US$44 miliar atau setara Rp658 triliun (asumsi kurs Rp14.955,50 per dolar AS).
Sementara itu, saham Amazon menurun hampir 35% sekaligus menjadi yang terbanyak sejak kuartal ketiga pada tahun 2001 silam. Pendapatan kuartal pertama perusahaan itu turun dari perkiraan analis pada bulan April karena pertumbuhan pendapatan melambat. Pada awal Juni lalu, Amazon mengumumkan rencana pengunduran diri CEO bisnis konsumen di seluruh dunia, Dave Clark. Pada bulan September mendatang ia akan menjadi CEO start-up perangkat lunak rantai pasokan, Flexport.
Saham perusahaan payung Google yaitu Alphabet, mengakhiri kuartal dengan penurunan hampir 22%, hasil terburuk sejak kuartal keempat tahun 2008.
Selain itu, saham perusahaan Microsoft turun sekitar 17%, penurunan paling tajam sejak kuartal kedua 2010.
Saham Apple juga mengalami penurunan hampir 22% pada kuartal kedua dalam kinerja terburuk saham sejak kuartal keempat 2018 lalu.
Hal yang sama juga menerpa saham Meta Platform sebagai induk Facebook yang anjlok lebih dari 27%. Itu adalah hasil yang lebih baik daripada kuartal pertam saat nilai saham perusahaan dikompresi sekitar 34%. Pada bulan Februari, operator jejaring sosial melaporkan penurunan kuartal-ke-kuartal untuk pertama kalinya dalam jumlah pengguna aktif harian (DAU) di Facebook.