Perusahaan UAE Sediakan 10 Juta Dosis Vaksin COVID-19 untuk Indonesia
ABU DHABI- Perusahaan teknologi kesehatan asal Uni Emirat Arab (UAE) berkomitmen untuk melakukan penyediaan awal vaksin sebanyak 10 juta dosis bagi Indonesia untuk tahun 2020, dalam rangka kerja sama pengembangan vaksin COVID-19 dengan perusahaan Kimia Farma asal Indonesia. Dalam arahan pers virtual yang disampaikan dari Abu Dhabi Sabtu 22 Agustus 2020 malam Menteri Luar Negeri […]
Nasional
ABU DHABI- Perusahaan teknologi kesehatan asal Uni Emirat Arab (UAE) berkomitmen untuk melakukan penyediaan awal vaksin sebanyak 10 juta dosis bagi Indonesia untuk tahun 2020, dalam rangka kerja sama pengembangan vaksin COVID-19 dengan perusahaan Kimia Farma asal Indonesia.
Dalam arahan pers virtual yang disampaikan dari Abu Dhabi Sabtu 22 Agustus 2020 malam Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan salah satu hasil dari pertemuan yang dilakukan bersama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dengan G-42, telah dinyatakan komitmen untuk penyediaan awal tersebut.
“Akan ada pembicaraan lanjutan antara Kimia Farma dengan G42 mengenai hal-hal yang lebih rinci terkait dengan komitmen tersebut,” kata Retno.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Menlu menjelaskan bahwa G-42 merupakan perusahaan teknologi kesehatan asal UAE yang berbasis artificial intelligence, dan telah secara aktif terlibat dalam penelitian, pengembangan dan distribusi aplikasi pengujian dan perawatan COVID-19.
Adapun terkait kerja sama vaksin, Indonesia juga mengirimkan satu tim peninjau (reviewer) untuk melakukan pemantauan dari dekat pelaksanaan uji klinis tahap ketiga terhadap kandidat vaksin kerja sama G42 dengan Sinopharm dan ke depannya, kerja sama antara Indonesia, G42, Sinopharm juga secara prinsip disepakati.
“Kerja sama dalam konteks pemantauan uji klinis tahap ke-3 terhadap kandidat vaksin hasil kerja sama Sinopharm-G42 ini sangat penting artinya bagi pengembangan kerja sama vaksin ke depan,” jelas Menlu.
Selain hasil tersebut, Menlu dan Menteri BUMN juga telah menyaksikan pertukaran dua dokumen kerja sama yang telah ditandatangani perusahaan asal Indonesia dan UAE terkait kerja sama pengembangan vaksin serta teknologi deteksi penularan virus COVID-19.
“Pertama, Nota Kesepahaman antara PT Kimia Farma dengan G-42 Health Care AI Holding Rsc Ltd tentang Kerja Sama Pengembangan Produk-produk Vaksin, dengan cakupan kerja sama di bidang produk farmasi, layanan kesehatan, riset dan pengembangan serta uji klinis, produksi vaksin serta pemasaran dan distribusinya,” papar Menlu.
Adapun Nota Kesepahaman kedua merupakan antara PT Indo Farma dengan G-42 Health Care AI Holding Rsc Ltd tentang Kerja sama Kesehatan dengan cakupan kerja sama di bidang penelitian, pengembangan, produksi dan distribusi teknologi berbasis laser dan artificial intelligence untuk deteksi COVID-19.
Bagi Tugas
Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan dalam MOU dengan G42, dikemukakan, Kimia Farma dan Indofarma akan berbagi tugas. Indofarma, akan kolaborasi dengan G42 ditekankan pada pengadaan test kit intelligence dengan teknologi laser untuk membantu penelusuran orang yang terpapar virus COVID-19.
Sedangkan Kimia Farma akan fokus pada pengembangan produk-produk vaksin, termasuk vaksin COVID-19 dan juga cakupan produk farmasi, layanan kesehatan, riset dan uji klinis, serta pemasaran dan distribusi.
“Direncanakan pada kuartal III 2021, G42 akan mengirimkan 10 juta dosis vaksin COVID-19 yang kini tengah menjalani uji klinis tahap III di Abu Dhabi, UEA,” paparnya.
Hal ini, kata Erick, transformasi pada industri farmasi dalam negeri tidak membuat Indonesia menjadi jago kandang.
“Kemampuan industri farmasi dalam negeri tak hanya mampu memenuhi kebutuhan nasional, tapi juga mampu menjadi partner yang baik dalam memperkuat produksi vaksin untuk pasar luar negeri,” ucap Menteri BUMN.