Ilustrasi Pemerintah melalui Kementerian Keuangan menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) untuk membiayai APBN / Infografis: Deva Satria
Industri

Pesanan Surat Utang Negara Tembus Rp80,66 Triliun

  • Pemerintah menyerap dana sebesar Rp21 triliun dari lelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN) di pasar perdana dengan penawaran masuk mencapai Rp80,66 triliun.
Industri
Sukirno

Sukirno

Author

JAKARTA - Pemerintah menyerap dana sebesar Rp21 triliun dari lelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN) di pasar perdana dengan penawaran masuk mencapai Rp80,66 triliun.

Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengatakan permintaan investor domestik maupun global atas SUN masih solid dan terjaga pada lelang SUN rutin.

"Demand investor pada lelang hari ini masih solid dengan incoming bids sebesar Rp80,66 triliun dari target indikatif sebesar Rp21 triliun," kata Deni di Jakarta, Selasa, 14 September 2021.

Ia menjelaskan permintaan atas SUN tersebut didukung oleh kondisi pasar keuangan domestik yang bergerak relatif stabil pada saat likuiditas di pasar masih tinggi.

"Di sisi lain, pelaku pasar bersikap wait and see terkait rilis data inflasi US dan arah kebijakan The Fed terkait tapering ke depan," katanya.

Ia memaparkan mayoritas penawaran masuk untuk lelang SUN masih berasal dari investor domestik dengan persentase mencapai 89,2% dari keseluruhan total penawaran masuk.

"Seri-seri yang paling diminati investor adalah tenor 5, 10 dan 20 tahun dengan total 69 persen dari total bid yang masuk. Sedangkan demand dari investor asing yang terbanyak berada pada tenor 20 dan 10 tahun," katanya.

Deni juga memastikan investor masih terlihat agresif yang tercermin dari penurunan Weighted Average Yield (WAY) untuk semua seri Obligasi Negara (ON) yang dimenangkan apabila dibandingkan dengan WAY pada lelang sebelumnya, yaitu sekitar 1-3 bps.

"Penurunan tertinggi pada WAY untuk Obligasi Negara pada tenor 5 dan 15 tahun," katanya.

Sebelumnya, pada lelang SUN rutin pada Selasa, 14 September 2021, pemerintah menyerap dana sebesar Rp21 triliun dari lelang tujuh seri SUN di pasar perdana dengan penawaran masuk mencapai Rp80,66 triliun.

Dengan adanya lelang ini, maka secara keseluruhan jumlah pembiayaan negara yang berasal dari lelang SUN selama Januari-September 2021 mencapai Rp548,74 triliun.

Lelang SUN Rp21 Triliun

Realisasi lelang SUN kali ini mencapai target indikatif yang ditetapkan sebelumnya sebesar Rp21 triliun.

Untuk seri SPN03211215, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp1 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 2,77060%.

Jumlah penawaran masuk untuk seri yang jatuh tempo pada 15 Desember 2021 mencapai Rp7,05 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 2,75% dan imbal hasil tertinggi 2,85%.

Untuk seri SPN12220915, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp1,6 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 3%.

Jumlah penawaran masuk untuk seri yang jatuh tempo pada 15 September 2022 mencapai Rp7,99 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 2,98% dan imbal hasil tertinggi 3,4%.

Untuk seri FR0090, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp6,55 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,08508%.

Jumlah penawaran untuk seri yang jatuh tempo pada 15 April 2027 mencapai Rp21,69 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 5,05% dan imbal hasil tertinggi 6,01%.

Untuk seri FR0091, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp6,6 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,98941%.

Jumlah penawaran untuk seri yang jatuh tempo pada 15 April 2032 mencapai Rp18,71 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 5,96% dan imbal hasil tertinggi 6,2%.

Untuk seri FR0088, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp1,4 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,23777%.

Jumlah penawaran untuk seri yang jatuh tempo pada 15 Juni 2036 mencapai Rp5,65 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 6,21% dan imbal hasil tertinggi 6,37%.

Untuk seri FR0092, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp2,2 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,72879%.

Jumlah penawaran untuk seri yang jatuh tempo pada 15 Juni 2042 mencapai Rp15,34 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 6,7% dan imbal hasil tertinggi 6,85%.

Untuk seri FR0089, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp1,65 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,78988%.

Jumlah penawaran untuk seri yang jatuh tempo pada 15 Agustus 2051 mencapai Rp4,21 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 6,76% dan imbal hasil tertinggi 6,87%.