Bendera Nasional Kamboja Terlihat Saat Buruh Bekerja di Lokasi Konstruksi di Phnom Penh, Kamboja (Reuters/Samrang Pring)
Dunia

Pesatnya Ekonomi Kamboja Ditopang Pariwisata Judi

  • Ekspansi besar lewat peluncuran raksasa judi NagaWorld2 yang mencakup 600 meja judi dan 5.000 mesin slot semakin mengukuhkan posisi kamboja sebagai pemain besar dalam industri judi ASEAN.

Dunia

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Kamboja telah mencatat pertumbuhan ekonomi yang pesat dalam satu dekade terakhir. Negara ini  menunjukkan potensi besar sebagai salah satu ekonomi yang berkembang di kawasan Asia Tenggara. 

Ekonomi Kamboja didukung oleh sektor pertanian yang menjadi tulang punggung utama, dengan kontribusi signifikan dari sektor pariwisata dan industri tekstil yang terus berkembang.

Bank Dunia telah meningkatkan status kamboja dari negara miskin menjadi negara berpenghasilan menengah-bawah. Sebanyak 41% penduduknya masih hidup di bawah garis kemiskinan.

Di balik pertumbuhan ekonomi yang stagnan, pemerintah Kamboja menaruh harapan besar pada industri perjudian. Kasino NagaCorp, yang mendominasi sektor ini, menjadi salah satu pilar utama penopang perekonomian. 

Dengan kontribusi mencapai 25% pendapatan pariwisata nasional dan 3% dari PDB, NagaCorp juga menarik ribuan wisatawan dari negara-negara tetangga seperti Thailand, Myanmar, dan Vietnam. 

Ekspansi besar lewat peluncuran raksasa judi NagaWorld2 yang mencakup 600 meja judi dan 5.000 mesin slot semakin mengukuhkan posisi kamboja sebagai pemain besar dalam industri judi ASEAN.

“Dengan pembukaan NagaWorld2 ini, NagaCorp akan membantu memenuhi hampir 40 persen dari permintaan pasar yang akan mencapai 4.300an kamar standar setiap harinya,” ujar Menteri Pariwisata Kamboja, Thong Khon, saat meresmikan pusat judi tersebut, dikutip Senin, 25 November 2024.

Namun, di balik megahnya kasino, pertanyaan besar muncul tentang kontribusi nyata industri ini bagi masyarakat Kamboja. Mayoritas tenaga kerja lokal hanya mengisi posisi bergaji rendah, sementara jabatan manajerial dipegang oleh pekerja asing. 

Dampak ekonomi pun minim dirasakan masyarakat setempat karena kurangnya penggunaan produk lokal dalam operasional kasino. 

Dampak Sosial

Kritik terhadap dampak sosial juga bermunculan, terutama setelah penggusuran sebagian institut Buddha demi ekspansi kasino. Protes dari biarawan Budha mencerminkan ketegangan antara modernisasi ekonomi dan pelestarian nilai tradisional.

Industri judi seperti pedang bermata dua bagi Kamboja. Di satu sisi, ia mendongkrak pemasukan negara, tetapi di sisi lain, memperdalam ketimpangan ekonomi dan menciptakan risiko sosial. Penelitian menunjukkan bahwa keberadaan kasino besar sering kali tidak mendorong pertumbuhan industri pendukung lainnya, bahkan berpotensi merusak tatanan sosial.

Sebagai simbol kemewahan yang dinikmati segelintir orang, kasino NagaCorp menjadi representasi nyata dari ketimpangan di Kamboja. Masyarakat lokal masih bergulat dengan kemiskinan, sementara pengunjung kasino menikmati fasilitas mewah yang tak terjangkau sebagian besar warga. 

Masa depan Kamboja kini bergantung pada bagaimana pemerintah menyeimbangkan ambisi ekonomi dengan kebutuhan masyarakat, memastikan pembangunan inklusif yang tidak hanya mementingkan investor, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi rakyatnya.

Surga Judi Online Indonesia

Sihanoukville, sebuah wilayah di Kamboja, dikenal sebagai pusat operasi judi online yang banyak menyasar negara-negara lain, termasuk Indonesia. Dukungan dari pemerintah Kamboja, yang melegalkan aktivitas perjudian, menjadikan daerah ini tempat yang ideal bagi para operator dan admin judi online untuk menjalankan bisnis mereka. 

Legalitas ini menciptakan tantangan besar bagi otoritas hukum Indonesia dalam menindak jaringan perjudian lintas negara tersebut. Bareskrim Polri mengungkapkan pihaknya menghadapi kesulitan dalam menangkap bandar judi online karena mereka mendapat perlindungan hukum di Kamboja. 

Meski demikian, langkah strategis terus dilakukan, salah satunya melalui penerbitan red notice sebagai upaya hukum internasional. 

"Operator di Kamboja, di sana surganya ada di Sihanoukville. Di situ lah tempat orang orang ditempatkan jadi admin dan operator judi online," papar Kasubnit 3 Subdit 1 Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, AKP Bambang Meiriawan di Kejari Semarang, Kamis, 27 Juni 2024, yang lalu.

Kerja Sama Ekonomi Kamboja

Kerja sama ekonomi di kawasan Asia Tenggara terus berkembang sejak awal 1990-an, kerjasama tersebut turut mendorong pertumbuhan ekonomi Kamboja. Salah satu inisiatif awal adalah Kerja Sama Ekonomi Subwilayah Mekong yang dimulai pada tahun1992.

Kerja sama ini melibatkan Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand, Vietnam, serta dua provinsi China (Yunnan dan Guangxi), dengan fokus pada pemanfaatan potensi ekonomi Sungai Mekong dan dipelopori oleh Bank Pembangunan Asia. 

Setahun kemudian, pada 1993, terbentuk Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN (AFTA), yang melibatkan ASEAN-6 (Brunei, Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand) serta negara-negara CLMV (Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam). AFTA memungkinkan pengurangan tarif hingga 99,65% untuk ASEAN-6 dan 98,96% untuk CLMV.

Kerja sama ini diperluas pada 2003 melalui Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN–India, yang kerangka perjanjiannya disepakati pada 8 Oktober 2003. Implementasi kawasan perdagangan bebas mulai dirasakan di Kamboja pada 2018, memberikan dorongan bagi integrasi ekonomi yang lebih luas di kawasan.

Ekspor dan Impor

Pada tahun 2019, Kamboja memiliki hubungan perdagangan yang kuat dengan berbagai negara, baik untuk ekspor maupun impor. Mitra ekspor utama Kamboja meliputi Amerika Serikat (21%), Singapura (8%), Thailand (8%), Jerman (7%), Jepang (6%), Tiongkok (5%), Kanada (5%), dan Britania Raya (5%). Barang yang paling banyak diekspor adalah pakaian, logam mulia, koper, emas, dan alas kaki. 

Di sisi lain, mitra impor utama Kamboja adalah Tiongkok (27%), Thailand (25%), Vietnam (15%), dan Singapura (8%). Barang impor yang mendominasi adalah minyak bumi olahan, pakaian, emas, mobil, dan air rasa. Hubungan perdagangan ini mencerminkan ketergantungan Kamboja pada mitra regional dan global untuk menopang ekonominya.