<p>E-6B Mercury</p>

Pesawat Kiamat Amerika Lumpuh Karena Seekor Burung

  • Sebuah pesawat E-6B Mercury milik Angkatan Laut Amerika dilumpuhkan oleh seekor burung. Pesawat yang dikenal sebagai doomsday plane atau pesawat kiamat inipun harus mendarat darurat. E-6B dirancang untuk bertindak sebagai relai komunikasi penting selama perang nuklir, memastikan bahwa Presiden Amerika Serikat tetap dapat mengirim pesanan ke kekuatan nuklir baik yang ada di darat, udara maupun […]

Amirudin Zuhri

Sebuah pesawat E-6B Mercury milik Angkatan Laut Amerika dilumpuhkan oleh seekor burung. Pesawat yang dikenal sebagai doomsday plane atau pesawat kiamat inipun harus mendarat darurat.

E-6B dirancang untuk bertindak sebagai relai komunikasi penting selama perang nuklir, memastikan bahwa Presiden Amerika Serikat tetap dapat mengirim pesanan ke kekuatan nuklir baik yang ada di darat, udara maupun laut atau yang dikenal dengan triad nuklir. Dari pesawat ini presiden Amerika juga bisa memberikan perintah peluncuran rudal.

Insiden itu terjadi awal bulan Oktober 2019 di Stasiun Udara Naval Patuxent River, Virginia. Menurut Navy Times yang dikutip Popular Mechanics Rabu (23/10/2019), pesawat melakukan pendaratan darurat ketika salah satu dari empat mesinnya menelan seekor burung. E-6B mampu melakukan pendaratan darurat di stasiun udara. Tidak ada kru yang terluka dalam insiden itu.

Insiden ini diklasifikasikan sebagai insiden “Kelas A”, yang didefinisikan oleh Angkatan Laut Amerika sebagai kerusakan yang mengakibatkan kerusakan senilai US $ 2 juta atau lebih.  Kecelakaan Kelas A juga juga didefinisikan sebagai insiden yang melibatkan kematian atau cacat total permanen serta pesawat hancur total.

E-6B Mercury  didasarkan pada pesawat sipil Boeing 707, E-6B dirancang untuk berfungsi sebagai relay komunikasi cadangan antara Otoritas Komando Nasional atau National Command Authority (NCA) yakni Presiden Amerika Serikat atau penggantinya dan pembom Angkatan Udara, rudal balistik antarbenua, dan kapal selam rudal balistik Angkatan Laut Amerika.

Julukan E-6B adalah TACAMO, untuk “Take Charge and Move Out” yang akan dilakukan pesawat jika terjadi perang nuklir. Jika terjadi krisis, Mercury lepas landas dan terbang berputar-putar, antenanya akan menyiarkan sinyal frekuensi rendah dengan jangkauan ratusan mil. Pesawat dapat mengambil sinyal dari NCA dan mengirimkannya ke pasukan nuklir, memerintahkan mereka untuk meluncurkan — atau mundur.

Kemampuan Mercury untuk meneruskan perintah peluncuran nuklir membuat dia mendapat status “pesawat paling mematikan di langit,” meskipun sama sekali tidak memiliki persenjataan. Pesawat ini biasanya terbang dengan kru 13-18 personil campuran Angkatan Laut dan Angkatan Udara.

Pada bulan Februari, E-6B lainnya rusak ketika penstabil vertikal pesawat menabrak hanggar. Kecelakaan itu juga diklasifikasikan sebagai Kelas A.

Pada bulan Maret, E-6B yang lain melakukan pendaratan darurat setelah kebakaran di dalam pesawat. Angkatan Laut Amerika berencana untuk mengganti pesawat dengan jet baru mulai tahun 2038.