<p>Pergerakan saham sejumlah perusahaan di layar monitor Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Insight Langit Biru

Pesta Cuan Saham Anyar di 2021, Harga Saham Melesat sampai Ribuan Persen

  • JAKARTA – Sepuluh dari 11 emiten anyar di Bursa Efek Indonesia pada kuartal I-2021 mencatatkan kenaikan harga saham yang fantastis. Lonjakan harga saham dihitung dari harga pembukaan pencatatan perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga 1 April 2021. Kenaikan paling tajam terjadi pada saham PT DCI Indonesia Tbk. (DCII), yakni 2.047,62%. Harga saham emiten data […]

Insight Langit Biru
Gloria Natalia Dolorosa

Gloria Natalia Dolorosa

Author

JAKARTA – Sepuluh dari 11 emiten anyar di Bursa Efek Indonesia pada kuartal I-2021 mencatatkan kenaikan harga saham yang fantastis.

Lonjakan harga saham dihitung dari harga pembukaan pencatatan perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga 1 April 2021. Kenaikan paling tajam terjadi pada saham PT DCI Indonesia Tbk. (DCII), yakni 2.047,62%.

Harga saham emiten data center itu kali pertama dibuka pada 6 Januari 2021 di level Rp525, terus meroket ke posisi penutupan 1 April 2021 di Rp11.275.

Emiten lain yang mencatatkan kenaikan fantastis yakni PT Bank Net Indonesia Syariah (BANK). Ketika kali pertama saham bank syariah berbasis digital itu dicatatkan di papan perdagangan BEI pada 1 Februari 2021, harga sahamnya hanya Rp139. Dua bulan berselang, harga saham BANK melesat 1.806,48% ke level Rp2.650.

Sementara, sebanyak delapan emiten anyar membukukan kenaikan bervariasi sejak dicatatkan pada kuartal I tahun ini, mulai dari 2% hingga 333%.

Tidak seperti rekan-rekannya, saham PT Ulima Nitra Tbk. (UNIQ) malah longsor. Saat dicatatkan di BEI pada 8 Maret, harga sahamnya di level Rp159, lantas terus merosot hingga menyentuh level Rp107 atau turun 32,7% per 1 April 2021.

Saham FAPA menjadi saham pertama yang tercatat di BEI pada 2021. Masa penawaran saham emiten perkebunan kelapa sawit ini sudah berlangsung pada 21-24 Desember 2020.

Dengan menggandeng BCA Sekuritas sebagai penjamin emisi, FAPA melepas 544,41 juta saham di harga Rp1.840 per saham. Jumlah saham yang dilepas ini setara dengan 15% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan.

Serupa FAPA, DCII juga menawarkan sahamnya ke publik di pengujung tahun 2020, tepatnya pada 30 Desember 2020. Sebanyak 357,56 juta saham dilepasnya ke publik di harga Rp420 per saha,. Maka, total ada dua emiten yang menawarkan sahamnya pada akhir 2020, lantas mencatatkan sahamnya di papan BEI pada Januari 2021.

Dari sisi harga IPO, sebanyak delapan dari 11 emiten menetapkan harga IPO di kisaran Rp100 hingga Rp250. Adapun, harga IPO tertinggi ditawarkan EDGE, yakni Rp7.375 per saham.

Seluruh harga saham baru saat pembukaan pencatatan perdana lebih tinggi setidaknya 10% dari harga IPO. Bahkan, enam dari 11 saham membukukan harga pembukaan di atas 34% dari harga IPO. Kenaikan tertinggi, yakni 35%, dicatatkan saham DGNS dan BEBS.

Sebanyak 11 emiten anyar yang tercatat di BEI pada kuartal pertama 2021 meraup dana publik senilai total Rp3,05 triliun. FAPA membukukan penggalangan dana terbanyak, sebesar Rp1 triliun atau 33% dari total dana hasil IPO. Berikutnya, EDGE yang mengambil porsi 19% dari total dana IPO.

Sementara, lima emiten masing-masing mengantongi dana IPO di bawah Rp100 miliar. Dana IPO terendah dicatatkan SNLK.

Dilihat dari sektor bisnis perseroan, 11 emiten anyar berasal dari beragam sektor. Mulai dari perkebunan kelapa sawit, ritel, hingga perhotelan. Dua perusahaan berasal dari sektor teknologi, yakni EDGE dan DCII.