Ilustrasi Fintech Peer to Peer (P2P) Lending alias kredit online atau pinjaman online (pinjol) yang resmi dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bukan ilegal. Ilustrator: Deva Satria/TrenAsia
Fintech

Peta Persaingan Fintech Lending di Indonesia, Siapa Terbaik?

  • Peran fintech semakin besar untuk menyalurkan kredit bagi pelaku usaha di Indonesia.
Fintech
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA – Peran fintech semakin besar untuk menyalurkan kredit bagi pelaku usaha di Indonesia khususnya di skala mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Hingga Mei 2023, jumlah fintech lending di Indonesia telah mencapai 102 perusahaan. Adapun outstanding pembiayaan fintech peer to peer (P2P) lending hingga Mei 2023 mencapai Rp51,46 triliun. 

Pada akhir 2022, PT Pembiayaan Digital Indonesia (AdaKami) tercatat sebagai penyelenggara fintech lending dengan ekuitas tertinggi, yakni mencapai Rp344,29 miliar. Rinciannya, aset AdaKami tercatat sebesar Rp617,077 miliar sementara liabilitas berada di angka Rp272,78 miliar.

AdaKami diikuti oleh PT Mapan Global Reksa (Findaya) yang mencatat ekuitas di angka Rp146,79 miliar,  PT Pintar Inovasi Digital (Asetku) Rp123,94 miliar, PT Indonesia Fintopia Teknologi (EasyCash), dan PT FinAccel Digital Indonesia (KrediFazz) Rp88,6 miliar.

Jika ditinjau dari pendapatan usahanya pada 2022, AdaKami pun menempati peringkat pertama dengan perolehan sebesar Rp1,25 triliun. Namun, angkanya sendiri menurun tipis 4,2% dari Rp1,3 triliun yang tercatat pada 2021.

Di segmen pendapatan usaha ini, posisi AdaKami diikuti oleh Asetku yang mencatat angka Rp1,05 triliun, EasyCash Rp790 miliar, KrediFazz Rp632,9 miliar, dan PT Artha Dana Teknologi (IndoDana) Rp476,4 miliar. 

Selanjutnya, di segmen laba bersih, lagi-lagi AdaKami menempati posisi pertama dengan pembukuan angka sebesar Rp170,33 miliar, dengan lonjakan hingga 327% dari Rp39,87 miliar pada tahun sebelumnya.

AdaKami berhasil menyalip KrediFazz yang pada tahun sebelumnya menempati peringkat pertama dengan laba bersih sebesar Rp45,37 miliar. 

AdaKami diikuti oleh PT Sedaya Multi Investama (Maucash) yang mencatat laba bersih Rp156,66 miliar, EasyCash Rp55,38 miliar, Asetku Rp48,97 miliar, dan PT Kredit Plus Teknologi (Pinjam Gampang) Rp19,8 miliar. 

Berikut urutan fintech lending dengan kinerja pendapatan usaha terbaik di Indonesia tahun 2022.

  1. Adakami: Rp1,25 triliun
  2. Asetku: Rp1,05 triliun
  3. EasyCash: Rp790 miliar
  4. KrediFazz: Rp639 miliar
  5. Indodana: Rp476,4 miliar

Melonjak pada 2019, Kemudian Anjlok

Badan Pusat Statistik mencatat pada akhir 2018, jumlah pelaku di industri fintech lending mencapai 62. Angkanya mengalami lonjakan hampir tiga kali lipat pada 2019, yakni mencapai 164 pelaku.  

Namun, jumlah pelaku di industri terus menyusut pada tahun-tahun berikutnya. Pada tahun 2020, pelaku fintech lending terkikis dari 164 pada tahun sebelumnya menjadi 149. 

Jumlahnya semakin anjlok lagi pada catatan akhir 2021, yang mana pada tahun tersebut OJK mencatat ada sebanyak 103 pelaku.

Angkanya berkurang lagi satu pada 2022 sehingga pada akhir tahun lalu, jumlah penyelenggara layanan fintech lending tercatat sebanyak 102, dan jumlah ini tetap stagnan hingga akhir Mei 2023.

Daftar Fintech per Mei 2023

Di antara jajaran pelaku fintech lending di Indonesia yang jumlahnya mencapai 102 per-Mei 2023, platform yang mengutamakan produk kredit produktif masih menjadi yang paling dominan. 

Menurut statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per-Mei 2023 tercatat ada 102 penyelenggara layanan fintech lending di Indonesia, yang mana 95 penyelenggara tercatat sebagai platform konvensional, sedangkan 7 lainnya adalah platform syariah.

Penyelenggara fintech lending ini sendiri bisa dibagi menjadi empat kategori, yakni eduloan, cashloan/buy now pay later, fintech lending konsumer, dan fintech lending business atau produktif.

Pelaku yang bergerak di eduloan tercatat sebagai yang paling sedikit di Indonesia, yakni hanya berjumlah lima pemain, yaitu :

1. PT Pinduit Teknologi Indonesia (Pintek), 

2. PT Fintech Bina Bangsa (Edufund), 

3. PT Inclusive Finance Group (Danacita), 

4. PT Dana Bagus (DanaBagus), dan 

5. PT Cicil Solusi Mitra Teknologi (Cicil).

Eduloan sendiri merupakan salah satu kategori dalam produk fintech lending yang mana pinjamannya disalurkan untuk kebutuhan pendidikan.

Kemudian, tercatat ada 16 penyelenggara fintech lending yang berfokus kepada layanan cashloan alias paylater. Berikut ini rinciannya:

1. PT Kredit Pintar Indonesia (Kredit Pintar),

2. PT Teknologi Merlin Sejahtera (UKU),

3. PT Kuaikuai Tech Indonesia (Pinjam Yuk),

4. PT Anugerah Digital Indonesia (Solusiku),

5. PT Pendanaan Teknologi Nusa (Pendanaan),

6. PT Trust Teknologi Finansial (TrustIQ),

7. PT Sedaya Multi Investama (Maucash),

8. PT FinAccel Digital Indonesia (KrediFazz),

9. PT Julo Teknologi Finansial (JULO),

10. PT Mapan Global Reksa (Findaya),

11. PT Digital Micro Indonesia (Dana Bijak),

12. PT Artha Dana Teknologi (Indodana),

13. PT Stanford Teknologi Indonesia (Pinjam Duit),

14. PT Rezeki Bersama Teknologi (FinPlus),

15. PT Sens Teknologi Indonesia (IndoSaku), dan

16. PT Ringan Teknologi Indonesia (Ringan).

Fintech Penyalur Kredit Konsumtif

Selanjutnya, tercatat ada 26 penyelenggara fintech lending yang mengedepankan produk pinjaman peer-to-peer untuk kebutuhan yang bersifat konsumtif, yang mana rinciannya sebagai berikut ini:

1. PT Kawan Cicil Teknologi Utama (KawanCicil),

2. PT Finansia Aira Teknologi (Ivoji),

3. PT Pembiayaan Digital Indonesia (AdaKami),

4. PT Progo Puncak Group (PinjamWinWin),

5. PT Oriente Mas Sejahtera (Finmas),

6. PT Kredit Plus Teknologi (Pinjam Gampang),

7. PT Mulia Inovasi Digital (Danain),

8. PT Danafix Online Indonesia (Danafix),

9. PT Kredit Utama Fintech (Rupiah Cepat),

10. PT Dana Pinjaman Inklusif (PinjamanGo),

11. PT Abadi Sejahtera Finansindo (Singa),

12. PT Sejahtera Sama Kita (SamaKita),

13. PT Indonesia Fintopia Technology (EasyCash),

14. PT Uangme Fintek Indonesia (UangMe),

15. PT Fidac Inovasi Teknologi (DUMI),

16. PT Layanan Keuangan Berbagi (DanaRupiah),

17. PT Digital Synergy Technology (AdaPundi),

18. PT Idana Solusi Sejahtera (Cairin),

19. PT Dana Kini Indonesia (DanaKini),

20. PT Lentera Dana Nusantara (Lentera Dana Nusantara)

21. PT Pintar Inovasi Digital (Asetku),

22. PT Harapan Fintech Indonesia (KLIK Kami),

23. PT Satustop Finansial  Solusi (Sanders),

24. PT Adiwisista Finansial Teknologi (Danai),

25. PT Smartec Teknologi Indonesia (BantuSaku), dan

26. PT Inovasi Terdepan Nusantara (360 Kredi).

Fintech Penyalur Kredit Produktif

Kategori yang terakhir, yakni platform fintech lending yang mengutamakan produk kredit produktif, diisi oleh 55 penyelenggara dan menjadi yang terbanyak di antara kategori lainnya. Berikut ini daftar perusahaan beserta nama mereknya yang tercatat sebagai penyelenggara fintech peer-to-peer lending kredit produktif:

1. PT Modalku Finansial Indonesia (Modalku),

2. PT Investree Radhika Jaya (Investree),

3. PT Pasar Dana Pinjaman (Danamas),

4. PT Lunaria Annua Teknologi (KoinP2P),

5. PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia (Akseleran),

6. PT Digiasia Bos (KreditPro),

7. PT Alami Fintek Sharia (ALAMI Sharia),

8. PT Modal Rakyat Indonesia (Modal Rakyat),

9. PT Mekar Investama Sampoerna (Mekar), 

10. PT Amartha Mikro Fintek (Amartha), 

11. PT Toko Modal Mitra Usaha (Toko Modal),

12. PT Indonusa Bara Sejahtera (Taralite),

13. PT Kreditku Teknologi Indonesia (Kredinesia), 

14. PT Berdayakan Usaha Indonesia (Batumbu),

15. PT Lumbung Dana Indonesia (Lumbung Dana),

16. PT iGrow Resources Indonesia (iGrow), 

17. PT Tani Fund Madani Indonesia (TaniFund),

18. PT Solusi Teknologi Finansial (Modal Nasional),

19. PT Duha Madani Syariah (Duha Syariah),

20. PT Kapital Boost Indonesia (Boost),

21. PT Aktivaku Investama Teknologi (Aktivaku),

22. PT Pinjaman Kemakmuran Rakyat (klikUMKM),

23. PT Semangat Gotong Royong (Dhanapala),

24. PT Dana Syariah Indonesia (Dana Syariah),

25. PT Esta Kapital Fintek (Esta Kapital Fintek),

26. PT Indo Fin Tek (Dompet Kilat),

27. PT Ethis Fintek Indonesia (Ethis),

28. PT Mediator Komunitas Indonesia (Crowdo),

29. PT Solmitra Fintec (Solmitra),

30. PT Lampung Berkah Finansial Teknologi (Lahan Sikam),

31. PT Gradana Teknoruci Indonesia (Gradana),

32. PT Fintek Digital Indonesia (Kredito),

33. PT Klikcair Mangga Jaya (Klik Cair),

34. PT Papitupi Syariah (Papitupi), 

35. PT IKI Karunia Indonesia (Iki Modal),

36. PT Akur Dana Abadi (Jembatan Emas),

37. PT Sahabat Mikro Fintek (Sahabat Mikro),

38. PT Grha Dana Bersama (Avantee),

39. PT Crowde Membangun Indonesia (Crowde),

40. PT Bursa Akselerasi Indonesia (Indofund),

41. PT Kreasi Anak Indonesia (Gandeng Tangan),

42. PT Cerita Teknologi Indonesia (Restock),

43. PT Qazwa Mitra Hasanah (Qazwa),

44. PT Solid Fintek Indonesia (AdaModal),

45. PT Aman Cermat Cepat (KlikA2C),

46. PT Finansial Integrasi Teknologi (Pinjam Modal),

47. PT Artha Permata Makmur (Cashcepat),

48. PT Intekno Raya (Danamerdeka),

49. PT Simplefi Teknologi Indonesia (Awan Tunai),

50. PT Komunal Finansial Indonesia (Komunal),

51. PT Plus Ultra Abadi (Uatas),

52. PT Ammana Fintek Syariah (Ammana),

53. PT Fintegra Homido Indonesia (Fintag),

54. PT Stanford Teknologi Indonesia (PinjamDuit), dan

55. PT Pohon Dana Indonesia (Pohondana).

Walaupun pelaku yang mengutamakan kredit produktif jumlahnya mendominasi dengan porsi hingga 53%, namun jumlah penyaluran kredit produktif sendiri justru memiliki proporsi yang lebih rendah dibandingkan kredit konsumtif.

Per-Mei 2023, OJK mencatat penyaluran kredit dari penyelenggara fintech lending secara kumulatif sebesar Rp19,62 triliun. Jika dirincikan, penyaluran pinjaman kepada sektor produktif mencapai Rp7,29 triliun atau setara dengan 37,17% dari total penyaluran.