Petani Jembrana Diminta Tanam Jagung untuk Peningkatan Produksi Pangan
- Guna mempercepat peningkatan produksi bahan pangan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jembrana, Provinsi Bali meminta petani setempat untuk menanam jagung setelah panen padi.
Nasional
JAKARTA - Guna mempercepat peningkatan produksi bahan pangan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jembrana, Provinsi Bali meminta petani setempat untuk menanam jagung setelah panen padi.
“Saya minta dinas terkait untuk sosialisasi atau bahkan mendeklarasikan di desa-desa untuk menanam jagung usai panen padi. Apapun bentuk tanaman pangan, harus kita genjot produksinya,” paparnya.
Langkah ini disebut Tamba untuk mengantisipasi kebutuhan pangan yang meningkat akibat perkembangan industri di daerah tersebut.
- 360Kredi Optimistis Bisa Penuhi Modal Minimum Rp7,5 Miliar pada 2024
- Perusahaan Malaysia Bakal Bangun 20 Tower Apartemen di IKN
- Pertambangan Indonesia Disebut Paling Maju di ASEAN
“Pertumbuhan industri pasti diikuti dengan peningkatan kebutuhan pangan. Saat ini, industri di Jembrana sedang tumbuh, sehingga kita harus siap mencukupi kebutuhan pangan,” katanya.
Penanaman perdana jagung ini dilakukan pada lahan seluas 1,2 hektar dengan masa panen tiga bulan. Diperkirakan lahan seluas ini akan menghasilkan 10 hingga 12 ton jagung di masa panen.
Menurut Tamba, langkah ini efektif dilakukan mengingat lahan pertanian di Jembrana sangat potensial untuk ditanami jagung, termasuk setelah petani panen padi sebagai tanaman selingan.
Dukungan Pemerintah
Tamba mengatakan bahwa berbagai program pemerintah telah dilakukan untuk meningkatkan ketahanan pangan diantaranya adalah perbaikan serta pembangunan dan penambahan infrastruktur pertanian seperti irigasi, bantuan benih unggul, dan subsidi pupuk.
Langkah yang diambil oleh Pemkab Jembrana ini juga dinilai dapat menekan laju inflasi serta krisis pangan yang pada akhirnya akan bermanfaat untuk masyarakat setempat.
Untuk diketahui ketahanan pangan Bali menjadi salah satu yang terbaik di Indonesia. Pada tahun 2022, 10 komoditas pangan strategis yakni beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai rawit, cabai besar, daging sapi, daging ayam ras, telur ayam ras, dan daging babi, seluruhnya surplus, terkecuali bawang putih.