<p> Foto: Ismail Pohan &#8211; Tren Asia</p>
Pasar Modal

Petinggi The Fed Keluarkan Sinyal Hawkish, Kurs Rupiah Berpeluang Melemah

  • Menurut data perdagangan Bloomberg, Rabu, 17 Mei 2023, nilai kurs rupiah dibuka melemah 31 poin di posisi Rp14.851 per-dolar AS.
Pasar Modal
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Nilai kurs rupiah berpeluang melemah pada perdagangan hari ini setelah petinggi bank sentral Amerika Serikat (AS) alias The Federal Reserve (The Fed) mengeluarkan komentar bernada hawkish.

Menurut data perdagangan Bloomberg, Rabu, 17 Mei 2023, nilai kurs rupiah dibuka melemah 31 poin di posisi Rp14.851 per-dolar AS.

Pada perdagangan sebelumnya, Selasa, 16 Mei 2023, nilai kurs rupiah 18 poin ke level Rp14.820 per-dolar AS.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, rupiah berpeluang melemah pada perdagangan hari ini setelah komentar hawkish dilontarkan oleh petinggi The Fed.

Dua petinggi The Fed, Austan Goolsbee dan Loretta Mester, mengungkapkan bahwa belum waktunya bagi bank sentral AS untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga acuan karena inflasi yang masih tinggi.

Pada April 2023, Biro Statistik Ketenagakerjaan AS melaporkan inflasi di level 4,9% secara year-on-year (yoy).

Walaupun inflasi pada April 2023 melanjutkan penurunan selama 10 bulan berturut-turut, namun tingkatannya sendiri masih jauh di atas target The Fed di level 2%.

Kemudian, faktor pelemah rupiah lainnya adalah data ekonomi AS yang mulai membaik. Produksi industri AS pada April 2023 menunjukkan pertumbuhan 0,5% secara month-to-month (mtm) sehingga memperkuat argumen petinggi The Fed terkait potensi ditahannya suku bunga di level yang tinggi.

Selain dua faktor di atas, kekhawatiran pelaku pasar atas kegagalan AS dalam membayar utangnya pun bisa jadi faktor yang mendukung penguatan dolar AS.

"Kekhawatiran ini mendorong pelaku pasar masuk ke aset aman dolar AS," ujar Ariston kepada TrenAsia, Rabu, 17 Mei 2023.

Menurut Ariston, untuk perdagangan hari ini, rupiah berpotensi melemah ke arah Rp14.880 per-dolar AS dengan potensi support di kisaran Rp14.800 per-dolar AS.