PGEO Resmikan Lao-Lao Geopark, Kolam Air Panas Pertama di RI Pakai Energi Geothermal
Korporasi

PGEO Siap Genjot Kapasitas Panas Bumi Periode 2024-2027, Cek Target Sahamnya

  • PGEO akan memprioritaskan peningkatan kapasitas produksi uap dan listrik di 19 Wilayah Kerja Panas (WKP) setiap tahunnya. Langkah ini bertujuan memperkuat posisi perseroan sebagai pemain utama dalam industri energi terbarukan di Indonesia.
Korporasi
Alvin Pasza Bagaskara

Alvin Pasza Bagaskara

Author

JAKARTA – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), emiten di sektor panas bumi, baru saja mengungkapkan rencana pengembangan untuk meningkatkan kapasitas produksi uap dan listriknya mulai tahun ini hingga tahun 2027.

Corporate Secretary PGEO, Kitty Andhora, mengungkapkan bahwa perusahaan akan memprioritaskan peningkatan kapasitas produksi uap dan listrik di 19 Wilayah Kerja Panas (WKP) setiap tahunnya. Langkah ini bertujuan memperkuat posisi PGEO sebagai pemain utama dalam industri energi terbarukan di Indonesia.

Kitty mengungkapkan bahwa proyek Lumut Balai Unit 2 dengan kapasitas 55 megawatt (MW) ditargetkan mulai beroperasi tahun ini. Selanjutnya, proyek Hululais Unit 1 dan Unit 2, masing-masing dengan kapasitas 55 MW, direncanakan beroperasi pada tahun 2026. 

“Proyek Co-Generation Lumut Balai Bottoming Unit 1 (10 MW), Ulubelu Bottoming Unit (10 MW), dan Lahendong Bottoming Unit 1 (5 MW) diharapkan selesai pada tahun 2025,” jelas Kitty dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia pada Selasa, 23 Juli 2024.

Dia juga mengungkapkan bahwa proyek Ulubelu Bottoming Unit 2 (10 MW), Ulubelu Bottoming Unit 3 (10 MW), Ulubelu Low Pressure (10 MW), Lahendong Bottoming Unit 2 (10 MW), Lahendong Low Pressure (15 MW), dan Lumut Balai Low Pressure 1 (10 MW) dijadwalkan beroperasi pada tahun 2026. 

Sementara itu, proyek Lumut Balai Low Pressure 2 (10 MW), Sungai Penuh Two Phase (10 MW), Kamojang Low Pressure (5 MW), dan Sibayak Bottoming Unit (5 MW) juga ditargetkan beroperasi pada tahun 2026. “Proyek Hululais (Bukit Daun) Ext A1 (10 MW) dan Lumut Balai Bottoming Unit 2 (10 MW) diperkirakan akan beroperasi pada tahun 2027,” paparnya. 

Kitty menambahkan bahwa proyek Hululais (Bukit Daun) Ext A2 (20 MW) dan Lahendong Bottoming Unit 3 ditargetkan beroperasi pada tahun 2028. Proyek Hululais Bottoming Unit 1 (30 MW) dan Hululais Bottoming Unit 2 (30 MW) dijadwalkan beroperasi pada tahun 2029 dan 2030, masing-masing. 

Adapun ekstensi dan pengembangan Green Field seperti proyek Lahendong 7&8 (40 MW) direncanakan beroperasi pada tahun 2027, sementara Gunung Tiga (55 MW) ditargetkan mulai beroperasi pada tahun 2028. 

Terakhir, kata Kitty, proyek Kotamobagu dengan kapasitas 80 MW diperkirakan akan beroperasi pada tahun 2029, dan Selawah dengan kapasitas 55 MW dijadwalkan mulai beroperasi pada tahun 2030.

Rekomendasi Saham

Dari lantai bursa, pada perdagangan berjalan hari ini pukul 11:30 WIB, saham PGEO terpantau melemah 0,77% ke level Rp1.285 per saham. Kendati begitu, sepanjang tahun ini saham ini masih terpantau melelsat 10,26%. 

Analis Ekuitas OCBC Sekuritas, Kevin Jonathan Panjaitan, mengungkapkan bahwa saat ini PGEO memiliki kapasitas terpasang mencapai 672 megawatt (MW). Dengan rencana yang ada, perusahaan menargetkan untuk mencapai kapasitas 1 gigawatt (GW) dalam dua tahun ke depan. 

Selain itu, PGEO berencana untuk memperluas kapasitasnya melalui pasar global dan strategi merger dan akuisisi (M&A). Dengan ekspansi yang agresif ini, PGEO dapat mengkapitalisasi peningkatan permintaan terhadap energi terbarukan dan mengalami peningkatan pendapatan ke depannya,” tulis Kevin dalam riset yang diterbitkan pekan lalu. 

Terkait kinerja finansial, OCBC Sekuritas memproyeksikan PGEO akan mempertahankan neraca keuangan yang stabil, dengan rasio utang terhadap ekuitas (debt-to-equity ratio) masing-masing sebesar 0,37 kali pada tahun 2024, 0,35 kali pada tahun 2025, dan 0,41 kali pada tahun 2026.

“Dengan potensi pertumbuhan yang menjanjikan, kami merekomendasikan untuk membeli (buy) saham PGEO, dengan harga target Rp1.400 per saham berdasarkan pendekatan discounted cash flow,” ujar Kevin.

Di sisi lain, OCBC Sekuritas juga menyoroti bahwa sebagai bagian dari Pertamina Group, PGEO memiliki keunggulan dalam mendapatkan pendanaan dengan biaya rendah, terutama karena fokus Pertamina pada pengembangan energi terbarukan.