Kawasan Pembangkit Listrik Panas Bumi PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO).
Korporasi

PGEO Siapkan Rp4,61 Triliun untuk Merger dan Akuisisi

  • PGEO aktif mengikuti lelang proyek panas bumi di Turki dan merencanakan untuk memulai pengeboran sumur panas bumi di Kenya dari lapangan Suswa tahun depan.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar US$300 juta, setara dengan sekitar Rp4,61 triliun (berdasarkan kurs Rp15.373 per dolar AS) untuk keperluan merger dan akuisisi.

Direktur Keuangan PGEO, Yurizki Rio, menjelaskan bahwa alokasi dana ini bertujuan untuk mendukung pertumbuhan inorganik perusahaan dalam waktu dekat. 

Saat ini, PGEO aktif mengikuti lelang proyek panas bumi di Turki dan merencanakan untuk memulai pengeboran sumur panas bumi di Kenya dari lapangan Suswa tahun depan, hasil kerja sama dengan Geothermal Development Company (GDC).

“Capex US$300 juta ini lebih berfokus pada inorganik [merger dan akuisisi], yang kami lihat sebagai pendekatan berdasarkan peluang. Dari pihak penjual, segi timeline-nya masih perlu diperhatikan, belum lagi tentang persaingan dalam proses lelang,” ungkapnya dalam keterangan yang diterima pada Jumat, 6 September 2024.

Lebih lanjut, Yurizki menekankan bahwa PGEO akan mengalokasikan dana signifikan untuk merger dan akuisisi, terutama untuk proyek di Turki. Ia menjelaskan bahwa blok panas bumi di Turki memiliki valuasi lebih tinggi karena sudah beroperasi. 

“Kami sedang melakukan due diligence terhadap aspek komersial, legalitas, dan akuntansi. Jika harga yang ditawarkan sesuai, kami akan melanjutkan, tetapi jika tidak, kami akan meninjau kembali,” tuturnya.

Sebagai informasi, PGEO telah menandatangani Non-Disclosure Agreement (NDA) dengan Kipas Holding, sebuah perusahaan asal Turki. Pemerintah Turki juga menawarkan feed-in-tariff yang menguntungkan untuk investasi jangka panjang dari luar negeri, bertujuan menarik minat investor dalam pengembangan energi terbarukan. Kapasitas proyek inorganik di Turki dan Kenya diperkirakan mencapai 640 MW.

Blok Panas Bumi Sorik Marapi Tidak Dilanjutkan.

Namun, PGEO memastikan bahwa rencana akuisisi dan merger untuk Blok Panas Bumi Sorik Marapi tidak akan dilanjutkan. Di sisi lain, PGEO menyiapkan dana sebesar US$247 juta atau sekitar Rp3,98 triliun untuk program organik dari aset yang ada saat ini. 

Hingga semester I-2024, serapan dana untuk program organik baru entitas PT Pertamina (Persero) ini mencapai US$51,96 juta atau setara dengan Rp839,15 miliar (dengan asumsi kurs Rp16.150 per dolar AS). 

Selama periode tersebut, penggunaan anggaran belanja modal (capex) untuk pengembangan bisnis mencapai US$28,87 juta, yang dialokasikan untuk proyek Lumut Balai unit 1 & 2, proyek Hululais, eksplorasi Kotamabagu, eksplorasi Lahendong unit 7 & 8, serta proyek eksplorasi WK baru dan yang sudah ada. 

Selain itu, belanja untuk pengembangan non-bisnis  emiten bersandikan PGEO mencapai US$23,09 juta untuk pemeliharaan di lokasi Kamojang, Lahendong, Ulubelu, Karaha, Sibayak, dan Lumut Balai.