PGN-Pertagas Integrasi Infrastruktur Pipa Demi Efisiensi
Dua anak usaha Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) minyak dan gas PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) dan PT Pertamina Gas (Pertagas) mengintegrasikan infrastruktur demi efisiensi.
Industri
Dua anak usaha Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) minyak dan gas PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) dan PT Pertamina Gas (Pertagas) mengintegrasikan infrastruktur demi efisiensi.
Direktur Utama PGN Suko Hartono mengatakan dalam melakukan program efisien sub-holding gas, PGN dan Pertagas mulai mengintegrasikan infrastruktur pipa, dengan program pertama adalah jalur transmisi Jawa Barat (Jabar)
“PGN akan melaksanakan efisiensi untuk menurunkan biaya operasi, salah satu upayanya adalah dengan integrasi infrastruktur dalam sub-holding gas seperti integrasi pipa transmisi SSJW maupun dengan pipa Pertagas Jawa Barat yang sudah menjadi keluarga besar sub-holding gas,” kata dia dalam informasi tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu, 17 Mei 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Selanjutnya dalam jangka menengah, efisiensi akan dilaksanakan dengan melakukan penggabungan dan integrasi usaha sejenis di dalam sub-holding gas.
Tak hanya itu inovasi produk yang akan dilakukan menjadikan gas bukan hanya sebagai komoditas, namun sebagai nilai tambah pertumbuhan ekonomi nasional, seperti pemanfaatan gas bumi oleh industri turunan gas yang meningkatkan nilai tambah produk hilir gas.
“Dalam pelaksanaannya PGN akan bekerja sama dengan pihak lain untuk membangun industri berbasis gas,” jelas Suko.
Dalam upaya mendukung inisiatif pemerintah untuk menekan defisit neraca migas dalam program B30-B50, PGN bersama mitra strategis dapat bekerja sama menyediakan produk petrokimia yaitu metanol yang dapat digunakan untuk membantu program tersebut.
“Dalam lima tahun ke depan, kami merencanakan target strategis untuk pemenuhan energi bagi empat juta jargas rumah tangga, serta peningkatan pengelolaan niaga gas bumi mencapai 1.800 BBTUD di domestik dan 600 BBTUD dari global LNG trading,” ungkapnya.
Pengembangan infrastruktur jargas itu sendiri bukan hanya untuk melayani kebutuhan masyarakat, namun juga dapat digunakan untuk memperluas infrastruktur di wilayah baru.
Ke depan PGN akan memperluas utilisasi gas bumi melalui pembangunan infrastruktur LNG untuk wilayah Indonesia bagian tengah dan timur yang merupakan bagian konversi 52 lokasi PLTD pembangkit listrik PLN ke gas sehingga dapat mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi nasional.
Suko Hartono baru saja ditunjuk oleh Menteri BUMN Erick Thohir menjadi direktur utama PGN. Dia menggantikan Gigih Prakoso dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada Jumat, 15 Mei 2020. (SKO)