PHK 430 Karyawan, Gojek Pastikan Bisnis Tetap Jalan
JAKARTA – Perusahaan transportasi berbasis aplikasi yang berkembang menjadi multi layanan, PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek Indonesia) membenarkan perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada 430 orang atau 9% dari total karyawan. Co-CEO Gojek Indonesia Andre Soelistiyo mengatakan karyawan yang harus meninggalkan aplikasi yang didirikan oleh Nadiem Makarim itu berasal dari divisi terkait GoLife […]
Industri
JAKARTA – Perusahaan transportasi berbasis aplikasi yang berkembang menjadi multi layanan, PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek Indonesia) membenarkan perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada 430 orang atau 9% dari total karyawan.
Co-CEO Gojek Indonesia Andre Soelistiyo mengatakan karyawan yang harus meninggalkan aplikasi yang didirikan oleh Nadiem Makarim itu berasal dari divisi terkait GoLife dan GoFood Festival. Memang, Gojek resmi menutup kedua layanan itu di tengah situasi pandemi COVID-19.
“Kami telah melakukan berbagai langkah untuk mengoptimalkan perusahaan supaya dapat terus tumbuh dan memiliki dampak. Namun, kami sangat naif karena berpikir bahwa pertumbuhan akan terus terjadi,” ujarnya. Dia menyampaikan hal itu melalui surat elektronik kepada karyawan Gojek, Selasa, 23 Juni 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Karyawan Gojek yang terdampak dengan keputusan ini akan mendapatkan benefit termasuk pesangon di atas standar yang ditetapkan pemerintah. Simak insentif yang diberikan oleh Gojek bagi karyawannya di tautan ini.
VP Corporate Affairs Gojek Audrey Petriny memastikan keberlanjutan bisnisnya di tengah pandemi COVID-19 dengan fokus pada layanan inti perusahaan. Hal itu menjadi bagian dari rencana jangka panjang perusahaan.
“Pada rapat 16 sesi dan dihadiri seluruh karyawan hari ini, kami umumkan strategi itu. Fokus pada bisnis inti, yakni transportasi, pesan-antar makanan dan juga uang elektronik,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Reorganisasi Perusahaan
Pada rapat itu, kata dia, dua keputusan utama turut diumumkan. Pertama, dihentikannya sejumlah layanan noninti yang terkena dampak pandemi. Kedua, perampingan struktur perusahaan secara menyeluruh untuk mengoptimalisasi pertumbuhan berkesinambungan pada masa mendatang.
Layanan GoLife yang meliputi layanan GoMassage dan GoClean, serta GoFood Festival yang merupakan jaringan pujasera GoFood di sejumlah lokasi, akan dihentikan.
Keputusan itu, kata Audrey, diambil berdasarkan evaluasi atas situasi makro ekonomi dan perubahan perilaku masyarakat yang menjadi lebih waspada terhadap aktivitas yang melibatkan kontak fisik ataupun kegiatan yang tidak memungkinkan untuk berjaga jarak.
Kedua bisnis ini, GoLife dan GoFood Festival membutuhkan interaksi jarak dekat, dan mengalami penurunan signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Kondisi tersebut terjadi seiring masih adanya pandemi COVID-19. Aplikasi GoLife dapat digunakan hingga 27 Juli 2020.
Implikasinya, menurut dia, sebanyak 430 karyawan atau 9% dari total sumber daya manusia (SDM) akan meninggalkan Gojek. Mereka sebagian besar berasal dari divisi terkait GoLife dan GoFood Festival.
“Ini merupakan satu-satunya keputusan pengurangan karyawan yang Gojek lakukan di tengah situasi COVID-19,” kata dia.
Belum lama ini, induk Grab di Singapura juga memutuskan untuk melakukan PHK 360 karyawan. CEO dan Co-Founder Grab Anthony Tan mengatakan, Grab akan memberikan dukungan untuk mengatasi dampak PHK, mulai dari dukungan finansial, professional, medis, maupun secara emosional. (SKO)