PHRI: Vaksinasi untuk Pelaku Industri Pariwisata Belum Merata
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menilai program vaksinasi COVID-19 untuk pelaku pariwisata belum merata dan baru dilakukan di beberapa daerah saja.
Nasional
JAKARTA – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menilai program vaksinasi COVID-19 untuk pelaku pariwisata belum merata dan baru dilakukan di beberapa daerah saja.
“Khususnya Bali ya. Bali itu lancar (program vaksinasi) karena fokus pemerintah kan pasti Bali. Tapi tidak di daerah lain,” ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) PHRI Maulana ketika dihubungi TrenAsia, Jumat, 16 April 2021.
Maulana menyebut masalah tidak meratanya program vaksinasi ini diakibatkan oleh beberapa pemerintah daerah (Pemda) yang tidak menjalankan program vaksinasi pelaku pariwisata ini.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Lambatnya distribusi vaksin untuk pelaku pariwisata ini dinilai mengkhawatirkan karena pelaku pariwisata sebenarnya menjadi prioritas dalam program vaksinasi tahap kedua.
Padahal, program vaksinasi tahap kedua ini seharusnya berakhir pada April 2021 jika merujuk Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor HK.02.02/4/1/2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19).
Di DKI Jakarta saja, Maulana belum melihat ada program vaksinasi besar-besaran untuk pelaku pariwisata. Hingga saat ini, belum ada program besar-besar untuk sekitar 38.000 pelaku pariwisata di DKI Jakarta yang sudah didata PHRI.
Untungnya di daerah lain seperti Makassar dan Bogor, Maulana melihat pemerintah daerah setempat sudah mulai melakukan program vaksinasi untuk pelaku pariwisata.
“Daerah lainnya mungkin cuma diambil berapa puluh orang, berapa ratus orang, atau ada yang sama sekali belum,” jelasnya.
Sebelumnya, PHRI mendata 122.000 pelaku pariwisata di seluruh Indonesia untuk mendapatkan vaksin. Meski begitu, baru sekitar 92.000 pelaku pariwisata yang mendapatkan alokasi vaksin tersebut.
18 Maret lalu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan pemerintah memprioritaskan 2-2,5 juta vaksin di Bali sebagai daerah tulang punggung pariwisata di Indonesia sampai Juli.
“Jika semua patuh dan program vaksinasi serta testing dan tracing berjalan optimal, juga negara sahabat merespon baik. Kami percaya di bulan Juni atau Juli, Bali sudah siap terima wisatawan mancanegara,” ujarnya. (LRD)