Ilustrasi Piala Dunia FIFA Qatar 2022.
Pasar Modal

Piala Dunia 2022, Siap-Siap Pendapatan Emiten Media Ini Bakal Naik

  • Piala Dunia 2022 menjadi ajang masyarakat menikmati ajang olah raga besar tersebut.
Pasar Modal
Fakhri Rezy

Fakhri Rezy

Author

JAKARTA - Piala Dunia 2022 menjadi ajang masyarakat menikmati ajang olah raga besar tersebut. Hal ini pun juga memberi angin segar bagi emiten-emiten yang ada di Indonesia.

Analis Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji mengatakan, sektor konsumsi dan media mendapatkan benefit yang cukup besar dari ajang tersebut. Apalagi banyak faktor-faktor pendorong dalam menikmati ajang tersebut.

Tingkat konsumsi masyarakat Indonesia pastinya masih tinggi karena pemulihan ekonomi yang cukup signifikan serta mobilitas masyarakat yang masih terbuka. Bahkan, penanganan COVID-19 cukup tertangani meskipun ada lonjakan saat ini.

Namun, Indonesia tidak perlu seperti China yang melakukan kebijakan lockdown kembali. "Hal ini membuat peningkatan konsumsi di berbagai sektor-sektor," ujar Nafan kepada TrenAsia.com.

Jika melihat tren emiten media seperti SCMA dan EMTK, prospek Piala Dunia bisa meningkatkan kinerja dua emiten ini terutama dalam bidang advertising. Ditambah lagi, momentum Pemilihan Umum 2024 sudah mulai berasa.

"Advertising dalam media ini jadi beban penting dalam demokrasi di tanah air. ini ada kebijakan pers," ujarnya.

Menurut Nafan, advertising ini penting untuk menopang pendapatan. Pendapatan tersebut juga baik untuk mengembangkan digitalisasinya, seperti EMTK ada Vidio atau media lain yang menyediakan layanan streaming.

"Ini saya pikir bisa jadi kehidupan di masa depan dan pemerintah juga gencar akan digitalisasi ya, infrastruktur  5G juga terkoneksi," ujarnya.

Menurut Nafan, dengan gencarnya pemerintah mendorong koneksi 5G membuat masyarakat dapat semakin tertarik melakukan streaming. Tentunya, akan membuat media yang kuat akan digital akan semakin tumbuh tinggi.

"Dari mirae sekuritas ya penting meningkatkan rating dari netral jadi overweight untuk sektor media," tutupnya.

Bila melihat laporan keuangan EMTK pemegang hak siar Piala Dunia 2022 di Qatar, laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 2.454% menjadi Rp5,67 triliun hingga kuartal III-2022. Padahal pada kuartal III-2021 perseroan mencatat laba Rp217,11 miliar.

Adapun pendapatan naik sebesar 15,01% menjadi Rp11,03 triliun dari Rp9,59 triliun di kuartal III-2021.   

Berbeda dengan induknya, PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) mencatat penurunan laba pada kuartal III-2022 menjadi Rp838,77 miliar. Besaran tersebut turun 21,92% dibandingkan kuartal III-2021 yang sebesar Rp1,06 triliun.

Sementara itu, Analis Pilarmas Investindo Desy Israhyanti mengatakan, media televisi tentunya mendapatkan keuntungan dengan kenaikan penonton di mana ini menjadi momentum untuk meraup pendapatan lebih tinggi dari iklan. Transformasi digital yang terjadi turut meningkatkan demand dari platform streaming online.

Salah satu perusahaan media terkemuka dalam negeri atau SCTV dengan kode efek SCMA mendapat hak siar pergelaran tersebut.

"Hanya saja, kendala teknis dalam akses streaming online – vidio.com membuat banyak keluhan fansnya," ujar Desy.

Pasalnya, dari babak pertama kendala tersebut sudah terjadi yang tentunya membuat geram. Hal ini seketika direspon negatif terhadap pergerakan sahamnya yang turun hingga 4,48% pada hari Selasa, 22 November 2022.

"Dan kami pikir ini menjadi hal yang wajar dan menjadi input untuk memperbaiki kinerja operasionalnya," ujarnya.

Meski demikian, dirinya memandang bahwa hak siar yang diperoleh SCTV tersebut akan cukup berdampak positif terhadap kinerja keuangan SCMA secara konsolidasi.

"Secara profil bisnis pun, ini akan menjadi salah satu track record perusahaan," ujarnya.