Gempa bumi berkekuatan 6,7 Skala Richter (SR) mengguncang wilayah Provinsi Banten pada Jumat, 14 Januari 2022. Gempa terasa hingga Jakarta dan Jawa Barat.
Nasional

Picu Megathrust Selat Sunda Lebih Dahsyat, Ini Fakta Gempa yang Guncang Banten

  • Gempa Ujung Kulon kemarin sebenarnya bukan ancaman yang sesungguhnya, karena segmen megathrust Selat Sunda mampu memicu gempa dengan magnitudo tertarget mencapai 8,7 dan ini dapat terjadi sewaktu-waktu.
Nasional
Muhammad Farhan Syah

Muhammad Farhan Syah

Author

JAKARTA – Warga Jakarta dan sekitaranya dikagetkan dengan terjadinya gempa tektonik berkekuatan Magnitudo 6,6 kemarin Jum’at 14 Januari 2022 pukul 16.06 WIB. Letak episenter dari gempa tersebut berlokasi di laut pada jarak 132 km arah Barat Daya Kota Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, Banten pada kedalaman 40 km.

Di balik gempa yang yang dirasakan hingga wilayah Jakarta dan sekitarnya tersebut, ternyata terdapat beberapa fakta yang mencengangkan. Hal tersebut dijelaskan oleh Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono dalam penjelasan di akun sosial media Instagramnya.

Beberapa fakta tersebut di antaranya adalah adanya potensi terjadinya gempa yang lebih hebat yang dipicu akibat terjadinya gempa di Ujung Kulon kemarin.

“Gempa Ujung Kulon kemarin sebenarnya bukan ancaman yang sesungguhnya, karena segmen megathrust Selat Sunda mampu memicu gempa dengan magnitudo tertarget mencapai 8,7 dan ini dapat terjadi sewaktu-waktu,” jelas Daryono dalam unggahan di akun Instagram @daryonobmkg.

Ia menyebutkan bahwa potensi terjadinya gempa yang lebih hebat dengan magnitudo hingga 8,7 merupakan ancaman yang sebenarnya. Mengingat, menurut dia, wilayah Selat Sunda merupakan salah satu zona seismic gap di Indonesia yang selama ratusan tahun belum terjadi gempa besar sehingga patut diwaspadai.

Berdasarkan catatan sejarah, gempa yang terjadi di wilayah Selat Sunda memang sering mengakibatkan munculnya tsunami. Di antarnya adalah yang terjadi pada tahun 1722, 1852 dan 1958 yang memicu adanya kenaikan air laut yang tinggi. 

Hingga pagi hari ini Sabtu, 15 Desember 2022, BMKG juga mencatat telah terjadi sebanyak 33 kali aftershocks atau gempa susulan dengan range besaran kekuatan di bawah 5 magnitudo dari gempa Ujung Kulon tersebut.

Gempa dan tsunami merupakan proses alam yang tidak dapat dihentikan, bahkan tidak dapat diprediksi secara akurat dan pasti kapan terjadinya. Namun, dalam ketidakpastian tersebut masih ada kesempatan untuk kita mempersiapkan upaya mitigasi yang konkret sehingga dapat meminimalisir sekecil mungkin dampak yang akan terjadi. 

Selain itu, BMKG juga mengimbau kepada masyarakat di sekitar lokasi terdampak untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan isu beredar yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, serta selalu waspada apabila terjadi gempa susulan dengan kekuatan guncangan yang kuat.