Pidato Kenegaraan, Jokowi Tampil ala Suku Baduy
- Suku ini masih sangat kuat merawat secara ketat nilai-nilai luhur nenek moyang dan masih menolak corak kehidupan masyarakat modern.
Gaya Hidup
JAKARTA - Presiden Joko Widodo melanjutkan tradisi mengenakan pakaian adat saat acara kenegaraan di DPR dan MPR. Kali ini, saat menyampaikan pidato kengeraan HUT ke-76 RI, Jokowi mengenakan pakaian adat Suku Baduy.
Suku ini masih sangat kuat merawat secara ketat nilai-nilai luhur nenek moyang dan masih menolak corak kehidupan masyarakat modern.
Meski terbilang masih terisolasi, Suku yang tinggal di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten ini adalah salah satu komunitas masyarakat yang sampai saat ini sangat sedikit yang terpapar COVID-19.
Busana adat Suku Baduy dikenakan Presiden Jokowi tidak hanya di Sidang Tahunan MPR, tetapi juga pada Pidato Kenegaraan Presiden RI dalam rangka peringatan HUT Ke-76 RI, serta Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI yang digelar di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 16 Agustus 2021.
- Jokowi Ingin Orientasi Perekonomian RI Dialihkan dari Sektor Konsumsi Menuju Investasi dan Ekspor
- Pidato Kenegaraan Jokowi: Target Investasi Rp900 Triliun pada Akhir 2021 Diharap Dapat Tercapai
- Maybank Donasikan Alkes untuk Pasien Covid-19 dan Nakes
Jokowi menyampaikan pidato pada Sidang Tahunan MPR-RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI pada pukul 08.30 WIB.
Selanjutnya, pukul 10.30 WIB, Jokowi berpidato dalam rangka Penyampaian Keterangan Pemerintah Atas RUU APBN Tahun Anggaran 2022 Beserta Nota Keuangannya pada Rapat Paripurna Pembukaan Masa Persidangan I DPR RI Tahun Sidang 2021-2022.
Seperti disiarkan secara live streaming oleh Youtube Sekretariat Presiden, Jokowi terlihat mengenakan pakaian serba warna hitam dengan ikat kepala berwarna hitam bercampur biru serta masker hitam. Di dada kiri Jokowi terpancang lencana merah putih.
Tidak berhenti di situ, Jokowi seakan-akan menghadirkan corak kehidupan masyarakat Suku Baduy yang lengkap. Salah satunya dengan mengenakan tas tradisional yang disebut dengan Koja warna cokelat.
Koja biasanya digunakan warga Baduy untuk membawa peralatan yang diperlukan saat bepergian. Sementara, baju khas Suku Baduy yang serba hitam biasanya ditenun secara tradisional dari bahan kapas.
Dengan mengenakan busana adat Suku Baduy, Jokowi terlihat langsung mencolok diantara para pejabat negara yang umumnya mengenakan jas, batik atau busana adat dari daerah lain yang sudah mainstream.
Penampilan Jokowi juga terutama bertolak belakang dengan busana adat yang dikenakan Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang tampak mengenakan pakaian adat Suku Mandar asal Sulawesi Barat.
Ma'ruf Amin mengenakan pakaian dengan perpaduan jas dan celana hitam dengan kain sarung tenun warna merah bercorak khas Mandar serta topi penutup kepala yang disebut Songkok Bone. Penampilan Ma'ruf Amin boleh dikatakan masih cukup modern.
Hal itu berada dengan penampilan Jokowi yang terlihat seperti seorang petani atau "orang kampung" yang melenggang masuk di antara barisan para pejabat negara yang umumnya terlihat berwibawa dan mewah.
Kantor Staf Presiden dalam pernyataannya mengatakan alasan Jokowi mengenakan busana adat nan sederhana itu adalah untuk menghargai nilai-nilai tradisi dan budaya suku pedalaman di Banten tersebut.
"Presiden Jokowi memilih menggunakan pakaian adat suku Baduy sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan pada keluhuran nilai2 adat dan budaya suku Baduy," tulis KSP melalui akun Twitter, dilihat Senin, 16 Agustus 2021.
Dengan mengenakan busana adat Suku Baduy, Jokowi diharapkan agar berbuat banyak untuk melindungi hak-hak masyarakat adat yang di masa pemerintahannya belum terfasilitasi dengan baik.
Salah satunya adalah Rancangan Undang-undang Masyarakat Adat yang hingga kini belum disahkan oleh pemerintah dan DPR. Aktivis masyarakat adat menilai bahwa justru RUU tersebut justru melemah ketika dibahas DPR dan malah mengesahkan UU Mineral dan Batu Bara serta UU Cipta Kerja.*