Ilustrasi saham IPO. (IDX Channel)
Bursa Saham

Pikat Investor Saat IPO, Verona Indah (VERN) Tawarkan Dividen Segini

  • VERN baru saja membuka penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO), Rabu-Jumat, 2-4 Oktober 2024. VERN mematok harga saham perdana di rentang penawaran awal Rp190-Rp195 per lembar. Emiten hiburan itu menargetkan dana segar Rp218,72 miliar saat IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Bursa Saham

Chrisna Chanis Cara

JAKARTA—Perusahaan distributor film dan program, televisi, PT Verona Indah Pictures Tbk (VERN), menawarkan sejumlah iming-iming pada investor untuk menanamkan modal di emiten tersebut. Tawaran itu mulai dari dividen saham hingga bonus waran. 

Diketahui, VERN baru saja membuka penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO), Rabu-Jumat, 2-4 Oktober 2024. VERN mematok harga saham perdana di rentang penawaran awal Rp190-Rp195 per lembar. Emiten hiburan itu menargetkan dana segar Rp218,72 miliar saat IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Menggamit PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek, VERN bakal melepas maksimal 1,12 miliar lembar saham atau 23,54% dari modal disetor dan ditempatkan usai IPO. VERN sendiri dijadwalkan melantai di bursa saham hari Senin, 8 Oktober 2024.   

Demi menarik minat investor, perseroan mengaku siap membagikan dividen tunai maksimal sebesar 30% dari laba bersih, mulai tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2025 dan seterusnya. Kebijakan itu mengikuti ketentuan Undang-undang Perseroan Terbatas (UUPT) dan peraturan Pasar Modal yang berlaku. 

Pembagian dividen bakal diputuskan oleh para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diadakan setiap tahun. Selain itu, VERN juga memberikan bonus waran dengan rasio 2:1. Artinya, dua pemegang saham baru VERN akan mendapatkan satu waran yang dapat dieksekusi di harga pelaksanaan Rp216 per saham.

Menurut data yang dihimpun TrenAsia, VERN memiliki kinerja keuangan yang cukup moncer untuk merealisasikan iming-iming tersebut. Penjualan Verona Indah Pictures diketahui mencapai Rp247,54 miliar pada 2023. Angka ini meningkat 112,03% dibandingkan dengan penjualan pada 2022 sebesar Rp116,75 miliar. 

Kenaikan itu terutama dipicu peningkatan penjualan sinetron sebesar Rp130,8 miliar atau 112,03%. Kontribusi terbesar pendapatan perusahaan pada 2023 berasal dari sinetron berjudul “Suami Pengganti” sebesar Rp105,2 miliar atau mencapai 42,5% dari total penjualan. Setelah itu kelanjutan sinetron “Terpaksa Menikahi Tuan Muda (TMTM)” sebesar Rp67,25 miliar.

Rencana Penggunaan Dana IPO

Lalu bagaimana rencana penggunaan dana IPO oleh VERN? Berdasarkan keterangan manajemen, mayoritas dana IPO (92,67%) bakal dipakai untuk modal kerja perseroan. Hal itu meliputi pembiayaan kegiatan produksi dan/atau akuisisi film/sinetron/serial digital dan kegiatan pemasarannya, serta untuk pembiayaan kebutuhan operasional perseroan dan lainnya. 

Adapun sisanya sebesar 7,33% bakal dipakai untuk akuisisi properti berupa tanah dan bangunan dengan luas tanah sebesar 160 m2 dan luas bangunan sebesar 1.060 m2 yang berlokasi di Graha Arteri Mas, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Status dan sertifikat tanah tersebut saat ini adalah tanah bersertifikat hak milik atas nama Pie Titin Suryani, pengendali perseroan.

Mungkinkah Jadi Penantang RAAM dan FILM?

Bisnis utama VERN adalah produksi film yang dijual ke beberapa platform dari televisi free to air hingga platform OTT. Secara kinerja historis, saham VERN tidak memiliki risiko utang berbunga. Tren kinerja sejak 2021 juga positif.

Hingga kuartal I/2024, VERN mencetak pertumbuhan laba bersih sebesar 125,99% menjadi Rp8,69 miliar. Kenaikan laba bersih itu didorong oleh kenaikan pendapatan sebesar 53,33% menjadi Rp67,09 miliar. Kenaikan beban pokok pendapatan tidak setinggi pendapatan sehingga laba kotor naik 92,12% menjadi Rp16,05 miliar, serta biaya operasional yang lebih efisien. 

Yang menjadi catatan, kinerja pendapatan perseroan cenderung hanya bergantung dari permintaan satu klien. Dikutip dari Mikirduit, pada kuartal I/2024 sebesar 90% lebih pendapatan VERN ditopang penjualan film ke PT Digi Bintang Sinergi, yang terafiliasi dengan ANTV dan Grup Bakrie. Hanya pada 2023, perseroan sempat mendapatkan pendapatan lainnya dari PT Lunar Jaya Film.

Baca Juga: Adu Laba Emiten Film Sepupu Punjabi, Siapa Juaranya?

Hal ini tentu menjadi risiko tersendiri jika kontrak pembelian dengan ANTV berakhir. Secara valuasi, rentang harga IPO VERN dinilai dengan price to book value 2,21 kali hingga 2,27 kali. Kemudian, dengan price to earning rasio twelve trailing months (TTM) dari kinerja kuartal I/2024 sebesar 21,52 kali hingga 22,08 kali. 

Jika mengacu ke kompetitor seperti FILM dan RAAM, valuasi VERN masih cukup murah. Namun dengan bisnis production film skala kecil, PBV hingga di atas 2 kali, dan PE di atas 20 kali, valuasi VERN lumayan mahal. Apalagi dengan guideline dividen yang dibagikan maksimal 30% dari laba bersih. 

Dengan memakai asumsi laba per saham twelve trailing months, artinya potensi tingkat dividen di 2024 sekitar Rp2,64 per saham. Itu jika tingkat dividend yield dihitung dengan rentang harga IPO di sekitar 1,3%.