Meta sebagai perusahaan besutan Mark Zuckerber yang belakangan baru meluncurkan Threads
Dunia

Pilih Kasih, Meta Sensor Konten-konten Bernada Pro Palestina

  • Human Rights Watch (HRW) melaporkan bahwa perusahaan teknologi Meta telah terlibat dalam sensor “sistemik dan global” terhadap konten pro-Palestina sejak pecahnya perang Israel-Gaza pada 7 Oktober, menurut laporan baru dari.

Dunia

Rumpi Rahayu

JAKARTA - Human Rights Watch (HRW) melaporkan bahwa perusahaan teknologi Meta telah terlibat dalam sensor “sistemik dan global” terhadap konten pro-Palestina sejak pecahnya perang Israel-Gaza pada 7 Oktober, menurut laporan baru dari.

Dikutip dari The Guardian, organisasi tersebut mendokumentasikan dan meninjau lebih dari seribu kasus yang dilaporkan tentang tindakan Meta yang menghapus konten dan menangguhkan atau memblokir akun secara permanen di Facebook dan Instagram.

Perusahaan tersebut menunjukkan “enam pola utama penyensoran yang tidak semestinya” terhadap konten yang mendukung Palestina dan Palestina, termasuk penghapusan postingan, cerita, dan komentar; menonaktifkan akun dengan cara membatasi kemampuan pengguna untuk berinteraksi dengan postingan orang lain dan “pelarangan bayangan”, di mana visibilitas dan jangkauan postingan seseorang berkurang secara signifikan, menurut HRW.

“Sensor konten terkait Palestina di Instagram dan Facebook bersifat sistemik dan global (dan) penegakan kebijakan Meta yang tidak konsisten menyebabkan penghapusan konten tentang Palestina secara keliru,” kata HRW dalam laporannya.

Meski begitu, Meta menanggapi dalam sebuah pernyataan dengan mengakui bahwa perusahaan membuat kesalahan yang “membuat frustasi” orang-orang. 

Tak hanya itu, mereka juga membantah telah melakukan sensor kepada konten-konten pro-Palestina dengan sengaja. “implikasi bahwa kami secara sengaja dan sistematis menekan suara tertentu adalah salah,”

Meta mengatakan bahwa mereka adalah satu-satunya perusahaan di dunia yang secara terbuka merilis uji tuntas hak asasi manusia mengenai isu-isu yang berkaitan dengan Israel dan Palestina.

“Laporan ini mengabaikan realitas penegakan kebijakan kami secara global di tengah konflik yang berlangsung cepat, sangat terpolarisasi, dan intens, yang menyebabkan peningkatan konten yang dilaporkan kepada kami. Kebijakan kami dirancang untuk memberikan suara kepada semua orang sekaligus menjaga keamanan platform kami,” bunyi pernyataan perusahaan.

Untuk diketahui, ini adalah kedua kalinya dalam bulan ini Meta digugat atas tuduhan bahwa Meta secara rutin membungkam konten dan suara pro-Palestina.

Pekan lalu Elizabeth Warren, senator Partai Demokrat untuk Massachusetts, menulis surat kepada salah satu pendiri dan CEO Meta , Mark Zuckerberg, meminta informasi menyusul ratusan laporan dari pengguna Instagram sejak bulan Oktober bahwa konten mereka diturunkan atau dihapus , dan akun mereka dikenakan sanksi.