Pintek Raih Pendanaan Seri A US$7 juta untuk Kembangkan UKM Pendidikan Indonesia
- Penyelenggara fintech lending, PT Pinduit Teknologi Indonesia (Pintek), meraih perolehan putaran pendanaan Seri A senilai US$7 juta atau senilai Rp100 miliar melalui perusahaan induknya, Socap Holding Pte. Ltd
Fintech
JAKARTA – Penyelenggara fintech lending, PT Pinduit Teknologi Indonesia (Pintek), meraih perolehan putaran pendanaan Seri A senilai US$7 juta atau sekitar Rp100 miliar melalui perusahaan induknya, Socap Holding Pte Ltd.
Secara total, fintech yang fokus di bidang pendidikan ini, telah meraup pendanaan lebih dari US$35 juta. Investor baru yang masuk pada putaran pendanaan kali ini adalah Kaizenvest, Heritas Capital, Blue7 dan Earlsfield Capital.
Sedangkan untuk investor sebelumnya yaitu Finch Capital, Global Founder Capital (GFC), Accion Venture Lab, Strive and Fox Ventures, juga bergabung dalam putaran ini.
“Proposisi nilai kami yang kuat divalidasi dengan meningkatnya volume pendanaan kami lebih dari 5 kali lipat pada semester pertama 2021 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu,” kata Ioann Fainsilber, Socap Holding Pte Ltd CEO & Pintek Co-Founder dalam keterangan resmi, Selasa 23 November 2021.
- Hari Ini, Jokowi Resmikan Bendungan Karalloe di Sulsel Senilai Rp1,23 Triliun
- IHSG Berpeluang Melanjutkan Reli, Cek Dulu 5 Saham Pilihan NH Korindo Hari Ini
- IHSG Bergerak Netral, UOB Kay Hian Rekomendasikan Saham BDMN dan PTPP
Sejak didirikan pada 2018, Pintek dan afiliasinya telah mendukung lebih dari 2.750 institusi pendidikan dan 100 UKM pendidikan untuk menjangkau lebih dari 650.000 siswa yang tersebar di 29 dari 34 provinsi di Indonesia serta menyediakan konten edukasi keuangan kepada masyarakat dengan 1.350.000 pengunjung unik setiap bulan.
Mempunyai nilai tambah dari teknologi dan layanan keuangan, Pintek menargetkan untuk berkontribusi pada 10 juta pelanggan di ekosistem dalam lima tahun ke depan.
Co-Founder dan Direktur Utama Pintek Tommy Yuwono mengatakan, Pintek melihat adanya peningkatan permintaan di sektor pendidikan dan ingin mendorong aksesibilitas layanan keuangan di Indonesia dengan melayani seluruh ekosistem.
“Fokus dana yang kami dapatkan akan digunakan untuk pengembangan bisnis agar dapat menjangkau lebih banyak pengguna, meningkatkan layanan, dan mengembangkan produk sehingga lebih mudah digunakan untuk semua siswa/orang tua, guru, sekolah, dan UKM pemasok pendidikan,” ungkap Tommy.