Pipa Gas Belum Terkoneksi, Produksi JTB Diturunkan
- Dirjen Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengungkapkan, produksi gas di Jawa Timur (Jatim) terpaksa diturunkan.
Energi
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengungkapkan produksi gas di Jawa Timur (Jatim) terpaksa diturunkan.
Dirjen Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji menjelaskan, hal itu disebabkan sepinya pembeli karena belum tersambungnya pipa gas menuju Jawa Barat (Jabar).
Maka saat ini diakui Tutuka, pemerintah tengah menggenjot konektivitas pipa transmisi gas Cirebon menuju Semarang (Cisem). Di mana pembangunan baru terealisasi untuk tahap I yakni dari Semarang menuju Batang sepanjang 60 km.
- COP28 Luncurkan Piagam untuk Percepat Aksi Iklim di Sektor Migas
- Jauh dari Target, Tapi Program Konversi Motor Listrik Diklaim Berjalan Baik
- Jurus BSI (BRIS) Tingkatkan Pembiayaan Hijau Sektor Properti
"Gas di Jatim tidak bisa dialirkan, jadi masalahnya bukan produksi turun tapi masalahnya tidak ada yang beli, kalau gas tidak ada yang beli disimpan lagi di bawah tanah," ungkapnya saat Migas Goes to Campus ITB 2023 dilansir pada Senin, 4 Desember 2023.
Dirjen Migas Kementerian ESDM ini tak menampik memang saat gas di Jatim dalam kondisi surplus, namun setelah beroperasinya Jambaran Tiung Biru (JTB) yang memiliki kapasitas produksi hingga 190 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) bisa diserap.
Adapun untuk produksi gas di Jatim sebesar 100 MMSCFD hingga kini belum terserap. Tutuka menyebut konektivitas pipa gas transmisi merupakan jawaban, agar tidak ada lagi potensi penurunan produksi gas yang lebih tinggi jika pipa gas tidak kunjung tersambung ke Jabar.
lanjut Tutuka, karena belum tersambungnya pipa pengiriman gas dari Jatim menuju Jabar saat ini harus dilakukan dengan mengubahnya menjadi gas alam cair (liquified natural gas/LNG).
Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan pasokan gas berlebih atau oversupply dari sejumlah lapangan onstream di daerah Jawa Timur.
Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa Nurwahidi mengatakan, dalam industri hilir di Jawa Timur dan Jawa Tengah belum mampu menyerap pasokan gas dari kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) namun pasokan gas terus bertambah hingga akhir tahun ini.
“Ini menjadi tantangan bagi kami untuk mengkomersialisasi bagaiaman menjual gas-gas tersebut lebih banyak lagi supaya bisa meningkatkan lifting,” katanya di Fasilitas Produksi PGN Saka, Jawa Timur Senin 27 November 2023.
Nurwahidi melanjutkan,jika posisi lifting gas per Oktober 2023 telah berada di level rata-rata 747 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd).
Ia menggarisbawahi, kemampuan serap dari industri hilir seperti PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN hingga Petrokimia Gresik hanya berkisar di angka 565 MMscfd. SKK Migas dan KKKS tengah mendorong komersialisasi dari angkut gas yang terus mengalami pertumbuhan saat ini.